Bis Bersejarah: Pengangkut Ilmu dan Asa di Pondok Pesantren Queen Al-Falah(2003)

Bis Bersejarah: Pengangkut Ilmu dan Asa di Pondok Pesantren Queen Al-Falah
Pondok Pesantren Queen Al-Falah memiliki sebuah cerita unik tentang peran penting sebuah moda transportasi dalam mendukung perjalanan pendidikan para santrinya. Pada tahun 2003, ketika pondok ini hanya fokus pada kajian kitab klasik dan belum menyediakan pendidikan formal, santri diberi kebebasan untuk memilih sekolah di luar pondok. Pilihan sekolah pun beragam, mulai dari SMP, MTs, SMAN 1 Mojo, SMA 1 dan 2 Kota Kediri, hingga MAN 2 Kediri. Namun, kebebasan ini menuntut solusi transportasi yang efisien agar santri dapat mengikuti pendidikan formal tanpa mengorbankan waktu belajar di pesantren.
Jawaban atas kebutuhan ini adalah kehadiran tiga bis pondok yang setiap hari beroperasi untuk mengantar dan menjemput santri ke sekolah masing-masing. Bis-bis ini bukan sekadar alat transportasi, tetapi juga simbol dedikasi pesantren dalam memastikan santrinya mendapatkan pendidikan formal sekaligus tetap fokus pada pembelajaran kitab kuning. Meski pondok tidak menyediakan sekolah formal di dalamnya, keberadaan bis ini menunjukkan komitmen pesantren dalam memadukan ilmu agama dan pendidikan modern.
Pada masa itu, suasana dalam bis penuh dengan canda tawa dan semangat belajar. Setiap perjalanan menjadi momen berharga bagi para santri untuk saling berbagi cerita dan pengalaman. Dengan adanya bis ini, santri yang memilih sekolah jauh, seperti SMA di Kota Kediri, tetap merasa nyaman dan terfasilitasi.
Namun, hal ini mulai berubah pada tahun 2004, ketika santriwati pertama kali diterima di pondok. Pada awalnya, hanya ada tiga santriwati, sehingga penggunaan bis belum terlalu mendesak. Tetapi, seiring bertambahnya jumlah santriwati pada tahun 2005, pondok menambah bis khusus untuk mereka. Kehadiran bis baru ini menjadi penanda penting atas berkembangnya pondok yang kini mulai memberikan ruang bagi pendidikan santriwati.
Kisah bis pondok ini mencerminkan dedikasi pesantren dalam memberikan pelayanan terbaik bagi santri. Hingga kini, keberadaan bis tersebut tetap dikenang sebagai bagian dari sejarah yang penuh jasa dalam perjalanan pendidikan para santri. Bis ini bukan sekadar alat transportasi, melainkan juga saksi bisu perjuangan santri dalam menuntut ilmu, menghubungkan pondok dengan dunia luar tanpa melupakan akar keilmuan agama yang kokoh.
Pesan Hikmah :
Kisah bis Pondok Pesantren Queen Al-Falah mengajarkan kita tentang pentingnya fasilitasi dan kerja keras dalam menuntut ilmu. Keberadaan bis tersebut bukan hanya simbol kemudahan, tetapi juga bukti nyata bahwa pendidikan memerlukan sinergi antara usaha individu dan dukungan lingkungan.
Dari cerita ini, kita belajar:
1. Fleksibilitas dalam Pendidikan: Meskipun pondok fokus pada kajian kitab klasik, mereka tetap mendukung santri untuk mendapatkan pendidikan formal, menunjukkan keseimbangan antara ilmu agama dan duniawi.
2. Semangat Kebersamaan: Perjalanan dengan bis menjadi momen untuk menjalin hubungan, berbagi ilmu, dan memperkuat solidaritas antar santri.
3. Dedikasi untuk Masa Depan: Tambahan bis untuk santriwati mencerminkan komitmen pondok terhadap perkembangan pendidikan, tanpa memandang jenis kelamin atau batasan lainnya.
Hikmah terbesar adalah bahwa perjuangan menuntut ilmu selalu melibatkan pengorbanan, baik dari individu maupun komunitas. Fasilitas seperti bis hanyalah sarana, tetapi semangat para santri dan dukungan pondok adalah inti dari perjalanan menuju keberhasilan.