Mengisi Hari dengan Keberkahan: Keseharian Seorang Guru yang Menginspirasi

Imam Alhasan albashri salah satu ulama besar Islam, pernah berkata:
"قال الحسن البصر يا ابن آدم، إنما أنت
أيام، كلما ذهب يوم، ذهب بعض.
"Wahai anak Adam, sesungguhnya kamu hanyalah kumpulan hari-hari. Ketika satu hari berlalu, maka sebagian dari dirimu juga berlalu."
Pernyataan ini mengandung makna mendalam tentang pentingnya menghargai waktu. Beliau mengingatkan bahwa kehidupan hanyalah rangkaian waktu yang terus berjalan. Setiap detik yang berlalu adalah bagian dari diri kita yang tidak akan pernah kembali. Oleh karena itu, waktu adalah amanah yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk amal dan persiapan menuju akhirat.
Prinsip ini juga menjadi pegangan hidup TGH.Ridwanullah Attauhidy (almarhum) yang dikenal oleh murid-muridnya sebagai "Guru Sampai Hajat". Ia adalah Sosok guru yang menjadikan waktu sebagai sesuatu yang sangat mahal dan tidak pernah ia sia-siakan. Dalam kesehariannya, beliau menunjukkan bagaimana menghargai waktu dalam aktivitas yang penuh keberkahan, manfaat, dan kesungguhan.
Kehidupan Pagi yang Penuh Cahaya
Sebelum adzan subuh berkumandang, beliau sudah terjaga dari tidurnya. Shalat malam bersama ummuna menjadi rutinitas spiritual yang menjaga hubungan mereka dengan Allah SWT. Setelah itu, beliau menunggu waktu subuh dengan berdzikir. Usai shalat subuh berjamaah, beliau melanjutkan wirid pagi, sebuah ritual yang menenangkan jiwa dan menambah kedekatan dengan Sang Pencipta.
Setelah wirid, beliau mulai mengajar para santri di musholla. Aktivitas ini diawali dengan membaca nazham karya beliau sendiri, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan berbagai kitab. Dalam pengajian tersebut, beragam disiplin ilmu seperti tauhid, fiqih, ushul fiqih, tasawuf, tarikh, hingga ilmu alat dibahas dengan mendalam. Rutinitas ini berlangsung hingga waktu sarapan tiba, setelah itu beliau manfaatkan untuk menemani tamu yang datang.
Siang untuk Masyarakat dan Jamaah
Di waktu duha, beliau mengisinya dengan shalat dan mengajar kajian kitab untuk jamaah khusus, yaitu para guru atau jama'ah yang istiqomah menimba ilmu darinya. Setelah itu, waktu dari zuhur hingga menjelang maghrib diisi dengan menghadiri undangan masyarakat, memenuhi hajat jamaah, serta memberikan pengajian di masjid-masjid yang telah dijadwalkan.
Sore menjelang maghrib, beliau kembali ke pesantren untuk memastikan kebersihan lingkungan, kesiapan santri, dan keberlangsungan kegiatan di asrama dan madrasah. Saat maghrib tiba, beliau kembali sholat berjamaah, dilanjutkan dengan wirid dan ibadah malam hingga waktu isya.
Malam yang Produktif
Setelah shalat isya, beliau menikmati makan malam bersama keluarga. Jika ada tamu atau hajat masyarakat, beliau menyempatkan diri untuk menemuinya. Usai menyelesaikan acara atau urusan, beliau melanjutkan pengajian di aula rumah. Kegiatan ini sering berlangsung hingga larut malam, bahkan melewati tengah malam. Jika ada waktu luang, beliau memanfaatkannya untuk menulis kitab, nazhom atau membaca kitab-kitab, menunjukkan dedikasi luar biasa terhadap ilmu.
Kehidupan yang Penuh Inspirasi
Setiap waktu dalam kehidupannya dipenuhi dengan keberkahan dan manfaat, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Tidak ada satu pun waktu yang terbuang sia-sia. Maka tidak heran jika jamaah dan murid-muridnya memberikan julukan "Guru Sampai Hajat," karena beliau senantiasa siap melayani umat kapan pun mereka membutuhkan.
Hikmah
1. Waktu adalah Amanah: Kehidupan yang diberikan Allah harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan memberikan manfaat bagi orang lain.
2. Produktivitas dalam Ibadah dan Ilmu: Mengisi waktu dengan ibadah, mengajarkan ilmu, dan menulis adalah bentuk syukur atas karunia umur yang Allah berikan.
3. Keteladanan bagi Umat: Seorang pemimpin atau guru yang disiplin dalam waktu menjadi teladan bagi murid-murid dan jamaahnya, bahwa keberhasilan dimulai dari penghargaan terhadap waktu.
4. Keseimbangan dalam Hidup: Aktivitas yang terencana antara ibadah, keluarga, masyarakat, dan pribadi menunjukkan bahwa hidup harus berjalan dengan harmoni.
Dan di momentum Haul ke-10 beliau (2025) Semoga kita dapat meneladani semangat ini dalam kehidupan sehari-hari, sehingga setiap waktu yang kita miliki bernilai di hadapan Allah dan membawa keberkahan bagi kita. Wallahu a'lam bish-shawab.