Cinta Allah dan Kedekatan dengan-Nya: Mencari Allah dalam Kehidupan Sehari-hari

قال أبو الدرداء لكعب رضي الله عنهما أخبرني أن أخص آية يعني في التورة فقال يقول الله تعالى طال شوق الأبرار إلى لقاء وإني إلى لقائهم لأشد شوقا قال ومكتوب إلى جانبها من طلبني وجدني ومن طلب غيري لم يجدني فقال أبو الدرداء أشهد إني لسمعت رسول الله يقول هذا وفي أخبار داود ان الله قال يا داوود ابلغ اهل أرضي إني حبيب لمن أحبني وجليس لمن جالسني ومؤنس لمن أنس بذكري وصاحب لمن صاحبني ومختار لمن اختارني ومطيع لمن أطاعني ما أحبني أحد أعلم ذلك يقينا من قلبه إلا قبلته لنفسي وأحببته حبا لا يتقدمه أحد من خلقي من طلبني بالحق وجدني ومن طلب غيري لم يجدني فارفضوا يا أهل الأرض ما أنتم عليه من غرورها وهلموا إلى كرامتي ومصاحبتي ومجالستي وأنسوا بي أوأنسكم واسارع إلى محبتكم فإني خلقت طينة أحبائي من طينة إبراهيم خليلي وموسى نجي ومحمد صفي وخلقت قلوب المشتاقين من نوري ونعمتها بجلالي
Dalam kehidupan beragama, cinta kepada Allah dan kedekatan dengan-Nya adalah tujuan utama setiap Muslim. Sebagai hamba Allah, kita diajarkan untuk mencintai-Nya dengan sepenuh hati, dan dalam setiap langkah hidup, kita berusaha meraih kedekatan dengan-Nya. Beberapa riwayat menyebutkan tentang betapa dalamnya cinta Allah kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dan bagaimana mereka yang mencari Allah akan menemukan-Nya.
Keindahan Cinta Allah dalam Taurat
Dalam sebuah riwayat yang diriwayatkan oleh Abu Darda, beliau bertanya kepada Ka’ab, seorang ulama dari kalangan Bani Israel, mengenai ayat yang paling istimewa dalam Taurat. Ka’ab pun menjawab dengan sebuah perkataan yang sangat mendalam, yang mengungkapkan hubungan istimewa antara Allah dan hamba-Nya yang berbakti. Allah berfirman dalam Taurat, "Sungguh rindu orang-orang yang berbakti untuk bertemu dengan-Ku, dan sesungguhnya Aku lebih rindu untuk bertemu dengan mereka." Sebuah ungkapan yang menegaskan betapa besar kasih sayang Allah kepada hamba-Nya yang taat dan selalu mengingat-Nya. Tidak hanya itu, Allah juga berfirman lebih lanjut, "Siapa yang mencari-Ku akan menemukan-Ku, dan siapa yang mencari selain-Ku tidak akan menemukannya." Ayat ini mengingatkan kita bahwa dalam kehidupan ini, Allah adalah tujuan utama yang harus kita cari. Jika kita mencari selain-Nya, kita tidak akan menemukan kedamaian sejati.
Kedekatan Allah kepada Hamba-Nya
Dalam riwayat lain yang berkaitan dengan Nabi Dawud, Allah berfirman kepada beliau, "Wahai Dawud, sampaikan kepada penduduk bumi-Ku bahwa Aku adalah Kekasih bagi siapa yang mencintai-Ku, Teman bagi siapa yang duduk bersama-Ku, Penghibur bagi siapa yang terhibur dengan mengingat-Ku, Sahabat bagi siapa yang bersahabat dengan-Ku, Pilihan bagi siapa yang memilih-Ku, dan Penurut bagi siapa yang menaati-Ku." Ini menunjukkan bahwa Allah memberikan kedekatan yang luar biasa kepada hamba-Nya yang berusaha untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Cinta Allah adalah cinta yang tiada bandingnya, dan siapa yang mencintai-Nya dengan sepenuh hati, Allah akan mencintainya dengan cinta yang tak terhingga. Dengan itu, Allah memberikan ketenangan dan kedamaian bagi hamba-Nya yang merindukan-Nya.
Allah sebagai Kekasih yang Mencintai Hamba-Nya
Tidak hanya sebagai Tuhan yang Maha Kuasa, tetapi Allah juga menggambarkan diri-Nya sebagai Kekasih bagi mereka yang mencintai-Nya. Dalam riwayat tersebut, Allah menyebutkan bahwa tidak ada seorang pun yang mencintai-Nya dengan sepenuh hati melainkan Allah akan menerima cinta itu untuk diri-Nya dan membalasnya dengan cinta yang tiada taranya. Ini merupakan janji yang sangat indah bagi setiap hamba yang ingin mendekatkan dirinya kepada Allah dengan penuh cinta dan pengabdian. Cinta Allah adalah sumber dari segala ketenangan dan kebahagiaan, yang akan tercermin dalam kehidupan hamba-Nya.
Meninggalkan Kesombongan dan Mencari Kedekatan dengan Allah
Allah mengingatkan kita untuk meninggalkan segala bentuk kesombongan dan untuk datang kepada-Nya dengan kerendahan hati. "Tinggalkanlah, wahai penduduk bumi, segala kesombongan yang kalian miliki dan datanglah kepada kemuliaan, persahabatan, dan kedekatan dengan-Ku." Dengan kedekatan kepada Allah, kita akan merasakan kedamaian yang sejati. Allah akan memberi ketenangan kepada hati kita yang penuh dengan kerinduan kepada-Nya. Ini adalah sebuah pengingat bagi kita bahwa hidup yang penuh dengan kerendahan hati dan usaha untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah jalan menuju kebahagiaan sejati.
Penciptaan Hamba yang Dicintai Allah
Allah juga mengungkapkan bahwa orang-orang yang dicintai-Nya diciptakan dari zat yang sangat mulia, yaitu dari cahaya-Nya. "Aku telah menciptakan zat orang-orang yang kucintai dari zat Ibrahim Kekasih-Ku, Musa Sahabat-Ku, dan Muhammad Pilihan-Ku." Ini adalah pengakuan tentang kemuliaan orang-orang yang dicintai Allah, yang dijadikan sebagai penerus cahaya-Nya. Mereka adalah orang-orang yang senantiasa mencari Allah, merindukan-Nya, dan berusaha hidup sesuai dengan petunjuk-Nya.
Mencari Allah dalam Kehidupan Sehari-hari
Sebagai umat Muslim, kita diajarkan untuk mencari Allah dalam segala aspek kehidupan kita. Allah berjanji, "Siapa yang mencari-Ku dengan benar akan menemukan-Ku." Ini menunjukkan bahwa setiap upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah, baik melalui ibadah, doa, maupun amal shaleh, akan mendatangkan kedekatan dengan-Nya. Kita tidak perlu mencari kebahagiaan duniawi yang bersifat sementara, karena kebahagiaan sejati terletak pada kedekatan dengan Allah.
Kitab Mukasyafatul Qulub