"Disiplin dan Pemanfaatan Waktu sebagai Kunci Kesuksesan"

  • TGH. Hardiyatullah, M.Pd
  • Disukai 0
  • Dibaca 20 Kali
Photo bersama rekan satu kamar dari somalia

Pengaruh teman  dalam kesuksesan ( 2007 )

Pada tahun 2007, saya bersama 23 mahasiswa lainnya dari Indonesia berkesempatan mengikuti program beasiswa ke Libya, tepatnya di Jamiyyah Addakwah Al-Islamiyyah di Tripoli. Setibanya di sana, kami disambut hangat oleh panitia dari KKMI (Kesatuan Keluarga Mahasiswa Indonesia). Mereka membantu kami menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan memberikan arahan selama masa awal kedatangan.

Kami tinggal sementara di gedung transit sambil menunggu proses cek kesehatan dan penempatan kamar di asrama. Gedung-gedung asrama di kampus ini sangat banyak dan luas, menunjukkan fasilitas yang dirancang dengan baik untuk mahasiswa dari berbagai negara. Saat itu, saya ditempatkan di lantai 3, kamar nomor 21.

Setiap kamar diisi oleh tiga mahasiswa dari negara yang berbeda. Fasilitas kamar cukup lengkap dan nyaman, termasuk lemari besar untuk masing-masing penghuni, meja, ranjang, kasur, selimut, serta balkon pribadi. Di kamar juga terdapat kamar mandi dan dapur kecil. Penempatan mahasiswa dari latar belakang negara yang beragam ini bertujuan untuk melatih kemampuan komunikasi, terutama dalam menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar.

Saya sekamar dengan dua mahasiswa, masing-masing berasal dari Somalia dan Pakistan. Salah satu teman sekamar saya dari Somalia, Abdul Aziz, menjadi sosok yang sangat menarik perhatian. Abdul Aziz memiliki kebiasaan yang luar biasa: setiap waktu luangnya dihabiskan untuk belajar bersama teman-temannya. Sejak pagi setelah sarapan hingga waktu kuliah selesai pukul 13.30, ia fokus pada kegiatan akademik.

Setelah makan siang di kantin, mahasiswa biasanya kembali ke kamar masing-masing untuk istirahat. Abdul Aziz selalu memastikan dirinya beristirahat hingga waktu Ashar. Setelah shalat Ashar berjamaah di masjid, ia bersama teman-temannya melanjutkan diskusi di balkon kamar hingga menjelang Maghrib. Setelah Maghrib, mereka kembali berdiskusi hingga Isya dan bahkan melanjutkan hingga pukul 23.00.

Rutinitas Abdul Aziz yang disiplin ini memberikan dampak yang luar biasa terhadap perkembangan ilmunya. Ia menjadi teladan bagi kami semua dalam memanfaatkan waktu secara produktif. Kebiasaan belajar yang konsisten membuat pengetahuannya terus bertambah, dan informasi yang saya dengar saat ini, Abdul Aziz telah menjadi seorang dai yang cerdas dan dikenal di negaranya, Somalia.

Pengalaman tinggal di asrama bersama mahasiswa dari berbagai negara memberikan banyak pelajaran, tidak hanya tentang akademik, tetapi juga tentang kebiasaan, budaya, dan semangat belajar yang patut diteladani. Abdul Aziz adalah salah satu contoh nyata bagaimana komitmen terhadap ilmu dan kedisiplinan dapat membawa seseorang meraih pencapaian yang luar biasa.

Hikmah : 

1. Pemanfaatan Waktu: Menggunakan waktu untuk belajar dan berdiskusi membawa hasil yang luar biasa.

2. Disiplin: Rutinitas teratur antara belajar, istirahat, dan ibadah adalah kunci kesuksesan.

3. Belajar dari Keberagaman: Tinggal bersama orang dari berbagai negara memperluas wawasan dan kemampuan komunikasi.

4. Lingkungan Positif: Teman yang mendukung kegiatan intelektual meningkatkan semangat belajar.

5. Keseimbangan Ilmu dan Ibadah: Kesungguhan dalam ilmu dan menjaga ibadah membentuk pribadi unggul.

6. Kesungguhan Membawa Hasil: Komitmen dan konsistensi adalah jalan menuju keberhasilan.

Kisah ini mengajarkan pentingnya disiplin, semangat belajar, dan lingkungan yang mendukung untuk mencapai potensi terbaik dalam hidup.