Hakikat Sakaratul Maut: Pelajaran dari Kisah Nabi dan Sahabat

  • TGH. Hardiyatullah, M.Pd
  • Disukai 3
  • Dibaca 615 Kali
Pengajian di masjid solin loteng

Kitab Mukasyafatul Qulub 164

وروي عنه أنه قال وجدت نفسي كشاة حية تسلح بيد القصاب وروى عن النبي أنه كان عنده قدح من ماء عند الموت فجعل يدخل يده في الماء ثم يمسح بها وجهه ويقول اللّهُم هون على سكرات الموت وفاطمة رضي الله عنها تقول واكرباه لكربك با أبتاء وهو يقول لا كرب على أبيك بعد اليوم .

وقال عمر رضي الله عنه لكعب الأحبار يا كعب حدثنا عن الموت فقال نعم يا أمير المؤمنين إن الموت كغصن كثير الشوك أدخل في جوف رجل وأخذت كل شوكة بعرق ثم جذيه رجل شديد الجذب فأخذ ما أخذوا وأبقى ما أبقى.

وقال النبي ان العبد ليعاجل كرب الموت وسكراته وان مفاصله ليسلم بعضها على بعض تقول عليك السلام تفارقني وأفارقك إلى يوم القيامة فهذه سكرات الموت على أولياء الله وأحبابه فما حالنا ونحن المنهمكون في المعاصي وتتوالى علينا مع سكرات الموت بقية الدهاوى .

فان دهاوى الموت ثلاث الأولى شدة النزع كما ذكرناه الداهية الثانية مشاهدة صورة ملك الموت ودخول الروع والخوف منه على القلب فلو رأى صورته التي يقبض عليها روح العبد المذنب أعظم الرجال قوة لم يطق رؤيته .

فقد روي عن إبراهيم الخليل عليه السلام أنه قال لكن الموت هل تستطيع أن تريني صورتك التي تقبض عليها روح الفاجر قال لا تطيق ذلك قال بلى فأعرض عني فأعرض عنه ثم التفت فإذا هو برجل أسود قائم الشعر منتن الريح أسود الثياب. يخرج من فيه ومناخيره لهيب النار والدخان فغشي على إبراهيم عليه السلام ثم أفاق وقد عاد ملك الموت إلى صورته الأولى فقال يا ملك الموت لو لم يلق الفاجر عند الموت إلا صورة وجهك لكان حسبه.

وروى أبو هريرة عن النبي أن داود عليه السلام كان رجلا غيورا وكان إذا خرج غلق الأبواب فغلقها ذات يوم وخرج فأشرفت امرأته فإذا هي في برجل في الدار فقالت من أدخل هذا الرجل لئن جاء داود ليلقين منه عناء فجاء داود فرآه فقال من أنت فقال أنا الذي لا أهاب الملوك ولا يمنعهم منى الحجاب فقال فأنت والله إذا ملك الموت وزمل داود مكانه.

Penjelasan 

Kematian adalah hakikat yang pasti akan dialami oleh setiap makhluk hidup. Namun, proses sakaratul maut—saat nyawa dicabut dari tubuh—adalah sebuah perjalanan yang penuh misteri, penuh hikmah, dan menjadi ujian terakhir sebelum seseorang bertemu dengan Sang Pencipta. Dalam berbagai riwayat, Rasulullah ﷺ, para nabi, dan sahabat memberikan gambaran tentang beratnya sakaratul maut, sekaligus pelajaran bagi kita untuk mempersiapkan diri menghadapinya.

Beratnya Sakaratul Maut

Rasulullah ﷺ bersabda, "Aku merasakan diriku seperti seekor domba hidup yang sedang dikuliti oleh tukang jagal." (HR. Ahmad). Perumpamaan ini menggambarkan rasa sakit luar biasa yang dialami saat nyawa dicabut. Bahkan Rasulullah, yang merupakan kekasih Allah, tetap mengalami beratnya sakaratul maut. Saat menghadapi ajal, beliau memasukkan tangan ke bejana air, mengusapkannya ke wajah, lalu berdoa, "Ya Allah, ringankanlah sakaratul maut ini."

Fatimah radhiyallahu ‘anha, putri Rasulullah, turut merasakan kesedihan saat melihat penderitaan ayahnya. Ia berkata, "Wahai ayah, betapa berat penderitaanmu!" Rasulullah pun menenangkannya dengan berkata, "Tidak ada lagi penderitaan atas ayahmu setelah hari ini."

Gambaran dari Para Sahabat

Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu pernah bertanya kepada Ka’ab al-Ahbar tentang kematian. Ka’ab menjelaskan, "Kematian itu seperti ranting berduri yang dimasukkan ke dalam tubuh seseorang. Setiap durinya terkait pada urat-urat, lalu ranting itu ditarik dengan sangat kuat, sehingga ada yang tercabut dan ada yang tersisa." Penjelasan ini memberikan gambaran betapa sulitnya nyawa keluar dari tubuh.

Dalam riwayat lain, Nabi ﷺ menjelaskan bahwa selama proses ini, persendian tubuh saling mengucapkan salam, seolah berpamitan satu sama lain: "Salam sejahtera bagimu, aku berpisah darimu hingga Hari Kiamat."

Rupa Malaikat Maut

Salah satu ujian sakaratul maut adalah menghadapi rupa Malaikat Maut. Diriwayatkan bahwa Ibrahim ‘alaihis salam pernah meminta Malaikat Maut menunjukkan wujudnya saat mencabut nyawa orang fasik. Malaikat Maut pun berubah menjadi sosok hitam dengan rambut berdiri, bau busuk menyengat, pakaian hitam, serta api dan asap keluar dari mulut dan hidungnya. Ibrahim langsung pingsan melihatnya. Setelah sadar, ia berkata, "Wahai Malaikat Maut, seandainya seorang pendosa tidak menemui apa pun selain rupa wajahmu saat meninggal dunia, itu sudah cukup menjadi siksa baginya."

Pelajaran dari Kisah Nabi Dawud ‘Alaihis Salam

Nabi Dawud ‘alaihis salam adalah sosok yang sangat pencemburu. Suatu hari, saat ia pergi dan memastikan pintu rumahnya tertutup, istrinya mendapati seorang pria asing di dalam rumah. Ketika Dawud pulang, ia bertanya kepada pria tersebut, "Siapa kamu?" Pria itu menjawab, "Aku adalah yang tidak takut kepada raja-raja, dan penghalang tidak bisa menghalangiku." Dawud pun menyadari bahwa itu adalah Malaikat Maut, dan ia segera berserah diri kepada Allah.

Refleksi Bagi Kita

Kisah-kisah ini mengingatkan kita akan beratnya sakaratul maut, bahkan bagi para nabi dan orang saleh. Jika mereka yang dekat dengan Allah saja merasakan dahsyatnya kematian, bagaimana dengan kita yang masih bergelimang dosa?

Maka, sudah selayaknya kita mempersiapkan diri dengan memperbanyak amal saleh, meninggalkan maksiat, dan senantiasa memohon ampunan kepada Allah. Sebagaimana doa Rasulullah ﷺ:

"Ya Allah, ringankanlah kami dari sakaratul maut, dan jadikanlah akhir hayat kami dalam keadaan husnul khatimah."

Semoga kita termasuk hamba-hamba yang dimudahkan Allah dalam menghadapi sakaratul maut dan diberikan keberuntungan untuk bertemu-Nya dalam ridha dan kasih sayang-Nya. Amin.