Hindarilah beban akhirat dengan memperbaiki hubungan sesama manusia

"Menjaga Hak Sesama dan Menghindari Beban Akhirat dengan Berbuat Baik"
قال بن مسعود قال رسول الله إن الشيطان قد يئس٠أن
تعبد الأصنام بأرض العرب ولكن سيرضى منكم بما هو ذلك بالمحقرات وهي الموبقات فاتقوا الظلم ما استطعتم وأن العبد ليجئ يوم القيامة بأمثال الجبال. من الطاعات فيرى أنهن سينجينه فما يزال عبد يجيء فيقول رب إن فلانا ظلمني بمظلمة ويقول أمح من حسناته فما يزال كذلك حتى لا يبقى له من حسناته شيئ وإن مثل ذلك ميثل سفر نزلوا بفلاة من الأرض ليس معهم حطب. فتفرق القوم فحطبوا ولم يلبثوا أن اعظم نارهم وصنعوا ما أرادوا وكذلك الذنوب ولما نزل قوله تعالى.
Ibnu Mas’ud berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya setan telah putus asa untuk disembah dalam bentuk berhala di Tanah Arab, namun ia akan merasa puas dengan perkara-perkara yang lebih kecil dari itu, yaitu dosa-dosa kecil yang mematikan. Maka, jauhilah kezaliman semampu kalian. Sesungguhnya seseorang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala sebesar gunung dari ketaatan, dan ia melihat bahwa amal tersebut akan menyelamatkannya. Namun terus datanglah orang lain yang mengatakan, ‘Ya Allah, si fulan telah menzalimiku dalam suatu hal.’ Maka dikatakan, ‘Ambillah dari pahala kebaikannya.’ Maka terus-menerus demikian hingga tidak tersisa lagi kebaikannya sedikit pun. Perumpamaannya seperti suatu kaum yang singgah di tanah kosong tanpa kayu bakar. Mereka berpencar dan masing-masing mengumpulkan kayu, hingga mereka berhasil menyalakan api yang besar dan mencapai apa yang mereka inginkan. Demikian pula dengan dosa-dosa."
قال الزبير يا رسول الله أيكرر علينا ما كان بيننا في الدنيا مع خواص الذنوب قال نعم لا يكررن عليكم حتى تؤدوا إلى كل ذي حق حقه قال الزبير والله إن الأمر لشديد فأعظم بشدة يوم لا يسامخ فيه بخطوة ولا يتجاوز في لطمة. ولا عن كلمة حتى ينتقم للمظلوم من الظالم
Zubair bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kesalahan yang pernah terjadi di antara kami di dunia akan diulang lagi bersama dosa-dosa tertentu (yang bersifat pribadi)?” Rasulullah menjawab, “Ya, hal itu akan diulang kembali hingga setiap orang yang memiliki hak mendapatkan haknya.” Zubair berkata, “Demi Allah, urusan ini sungguh berat. Betapa beratnya hari ketika tidak ada toleransi bahkan untuk satu langkah, atau pengabaian terhadap satu tamparan, atau terhadap satu kata, hingga orang yang terzalimi mendapatkan pembalasan dari yang menzalimi.”
Kesimpulan
1. Keadilan di Akhirat:
Hadis ini menegaskan bahwa Allah tidak akan membiarkan kezaliman sekecil apapun terlewat. Setiap orang akan dimintai pertanggungjawaban atas hak-hak orang lain yang mungkin pernah ia abaikan atau zalimi.
2. Persamaan di Hadapan Allah:
Semua manusia akan dibangkitkan dalam keadaan yang sama tanpa membawa harta atau kedudukan duniawi. Ini mengingatkan kita bahwa status di dunia tidak memiliki pengaruh di akhirat.
3. Motivasi untuk Menjaga Hak Orang Lain: Hadis ini mengajarkan kita untuk berhati-hati dalam berinteraksi dengan orang lain agar tidak mengambil atau menzhalimi hak-hak mereka, karena hal itu akan menjadi penghalang bagi kita untuk masuk surga, kecuali hak tersebut diselesaikan.
4. Keadilan Universal: Allah akan memberikan balasan yang sesuai bagi setiap perbuatan. Tidak ada yang terlewat, dan setiap orang akan diperlakukan dengan seadil-adilnya, baik yang dekat maupun yang jauh.
( kitab mukasyafatul qulub hal. 137) lanjutan....