Ketakutan yang Benar dan Cinta yang Sejati: Kunci Keselamatan Dunia dan Akhirat

  • TGH. Hardiyatullah, M.Pd
  • Disukai 0
  • Dibaca 622 Kali
Pengajian kitab mukasyafatul qulub hal. 128 di masjid lawang kute

Ketakutan yang Benar dan Cinta yang Sejati: Kunci Keselamatan Dunia dan Akhirat

Ahli hikmah pernah berkata, kitab Mukasyafatul Qulub hal. 128

وقال بعض الحكماء ابن آدم لو خاف من النار كما يخاف من الفقر لنجا منهما جميعا ولو رغب في الجنة كما يرغب في الغنى لفاز بهما جميعا ولو خاف الله في الباطن كما يخاف خلقه في الظاهر لسعد في الدارين جميعا.

 “Seandainya anak cucu Adam takut terhadap neraka sebagaimana dia takut terhadap kefakiran, maka sungguh dia selamat dari dua hal itu (faqir dan neraka). Dan seandainya dia mencintai surga sebagaimana dia mencintai kekayaan, maka sungguh dia akan memperoleh dua hal itu (surga dan kaya). Seandainya dia takut kepada Allah di dalam hatinya sebagaimana dia takut terhadap makhluk-Nya secara lahiriah, maka sungguh dia akan bahagia di dunia dan di akhirat seluruhnya.”

Pernyataan ini mengandung hikmah besar yang mengingatkan kita tentang bagaimana sikap manusia sering kali terbalik dalam menghadapi urusan dunia dan akhirat. Manusia sering lebih takut terhadap kesulitan dunia, seperti kemiskinan dan kesusahan materi, tetapi melupakan rasa takut kepada Allah dan ancaman neraka. Mereka juga cenderung lebih mencintai kekayaan dan kemewahan duniawi, tetapi tidak cukup mencintai surga yang merupakan tempat kebahagiaan abadi.

1. Takut Neraka Seperti Takut Kemiskinan

Manusia cenderung sangat takut terhadap kemiskinan, kekurangan harta, dan kesusahan dunia. Hal ini sering kali mendorong mereka untuk bekerja keras siang dan malam untuk menghindari kekurangan materi. Namun, bagaimana jika rasa takut terhadap neraka sama kuatnya dengan rasa takut terhadap kemiskinan?

Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

وَاتَّقُوا يَوْمًا لَا تَجْزِي نَفْسٌ عَنْ نَفْسٍ شَيْـًٔا وَلَا يُقْبَلُ مِنْهَا شَفَاعَةٌ وَلَا يُؤْخَذُ مِنْهَا عَدْلٌ وَلَا هُمْ يُنْصَرُونَ

Dan takutlah kepada hari ketika seseorang tidak dapat menggantikan orang lain sedikit pun, dan tidak akan diterima syafaat darinya, tidak pula tebusan, dan mereka tidak akan ditolong." (QS. Al-Baqarah: 123)

Ayat ini mengingatkan kita akan pentingnya mempersiapkan diri menghadapi akhirat. Jika rasa takut terhadap neraka mampu menyaingi ketakutan terhadap kemiskinan, maka manusia akan lebih berhati-hati dalam tindakannya, menghindari perbuatan dosa, dan memperbanyak amal saleh. Dengan demikian, mereka akan selamat dari neraka dan bahkan dari kekurangan duniawi.

2. Cinta Surga Seperti Cinta Kekayaan

Manusia sering kali memiliki keinginan yang sangat besar terhadap kekayaan dan harta dunia. Padahal, cinta sejati seharusnya tertuju pada surga yang abadi, bukan pada harta yang fana. Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ أَحَبَّ آخِرَتَهُ أَضَرَّ بِدُنْيَاهُ، وَمَنْ أَحَبَّ دُنْيَاهُ أَضَرَّ بِآخِرَتِهِ، فَآثِرُوا مَا يَبْقَى عَلَى مَا يَفْنَى"

“Barangsiapa yang mencintai akhirat, maka dia akan meninggalkan kesenangan dunia. Dan barangsiapa yang lebih mencintai dunia, maka dia akan meninggalkan akhirat. Karena itu, pilihlah apa yang kekal di akhirat daripada yang fana di dunia ini.” (HR. Ahmad)

Jika cinta kepada surga sebesar cinta kepada kekayaan dunia, maka manusia akan lebih fokus pada ibadah dan amal kebaikan yang dapat mengantarkannya ke surga. Dan sebaliknya, Allah akan memberikan kecukupan dan berkah dalam rezeki duniawi mereka. Seperti janji Allah dalam Al-Qur’an:

وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًۭا ٢ وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۚ

“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. At-Talaq: 2-3)

3. Takut Kepada Allah Sebagaimana Takut kepada Makhluk

Banyak orang yang takut kepada sesama manusia, takut pada kekuasaan atau ancaman yang datang dari makhluk lain, tetapi mereka kurang memiliki rasa takut kepada Allah di dalam hati mereka. Padahal, rasa takut kepada Allah yang tulus akan mengarahkan manusia pada kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat.

Rasulullah ﷺ bersabda:

اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ"

 “Takutlah kepada Allah di manapun kamu berada, dan ikutilah keburukan dengan kebaikan yang dapat menghapusnya, serta pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi)

Rasa takut kepada Allah adalah bentuk kesadaran spiritual yang membuat seseorang senantiasa bertindak dengan hati-hati, tidak hanya dalam perbuatannya yang tampak oleh manusia, tetapi juga dalam hal-hal yang tersembunyi di hatinya. Dengan demikian, seseorang akan merasa tenteram dan bahagia di dunia karena hatinya bersandar kepada Allah, dan di akhirat dia akan mendapatkan balasan berupa surga.