KH. Fikri Zainuddin MZ Hadiri Tabligh Akbar di Ponpes Darussalam Bermi: Seruan Perbanyak Amal di Malam Nishfu Sya’ban

  • TGH. Hardiyatullah, M.Pd
  • Disukai 2
  • Dibaca 83 Kali
Poto Mudir bersama KH. Fikri Zainuddin MZ

Lombok Barat – Malam Nishfu Sya’ban yang penuh berkah menjadi momen istimewa di Pondok Pesantren Darussalam Bermi. KH. Fikri Zainuddin MZ, putra dari da’i kondang almarhum KH. Zainuddin MZ, hadir memberikan tausiyah dalam tabligh akbar yang juga menjadi ajang persiapan menyambut bulan suci Ramadhan.

Acara ini dihadiri dengan khidmat oleh keluarga besar pondok, dewan guru, para santri, serta jamaah Al-Mu’awanah. Dalam sambutannya, Mudir Ponpes Darussalam Bermi, TGH. Hardiyatullah M.Pd., menyampaikan rasa syukur atas kehadiran KH. Fikri Zainuddin MZ.

"Alhamdulillah, malam ini kita kedatangan sosok yang begitu kita hormati, putra dari dai sejuta umat, KH. Zainuddin MZ. Sosok yang diidolakan masyarakat kini hadir di pesantren kita. Ini adalah keberkahan. Mari manfaatkan malam mulia ini untuk memperbanyak amal, istighfar, dan sholawat, serta fokus mendengarkan tausiyah yang akan di sampaikan beliau."  ujar TGH. Hardiyatullah.

Beliau juga mengingatkan bahwa menurut sebagian pendapat ulama, malam Nishfu Sya’ban—yang kali ini bertepatan dengan malam Jumat—adalah waktu ditetapkannya takdir manusia setahun ke depan. Karenanya, para jamaah diajak memperbanyak amal baik, istighfar, dan sholawat, mengingat perintah sholawat turun pada bulan Sya’ban.

Tausiyah Sarat Hikmah dan Kisah Inspiratif

KH. Fikri Zainuddin MZ kemudian memberikan tausiyah selama kurang lebih satu jam. Beliau membuka ceramah dengan menceritakan masa nyantrinya di Ponpes Tebuireng Jombang pada tahun 1986 selama enam tahun. KH. Fikri berbagi pesan dari sang ayah, KH. Zainuddin MZ, yang selalu mengingatkan tentang prinsip 3S: Serius, Santai, Sukses.

"Kapan waktu ngaji, ya ngaji. Kapan waktu olahraga, ya olahraga. Kapan waktu istirahat, ya istirahat. Itulah kunci menjadi santri yang berhasil," ujarnya.

KH. Fikri kemudian mengajak para jamaah untuk memperbanyak istighfar dan taubat. Beliau mengisahkan cerita klasik namun penuh makna: seorang pembunuh 100 orang yang diterima taubatnya oleh Allah karena kesungguhannya bertaubat. Suasana menjadi haru saat nada suara beliau begitu mirip dengan sang ayah, seolah para jamaah sedang mendengar kembali gaya ceramah khas KH. Zainuddin MZ.

Namun, suasana haru itu segera diselingi canda dan tawa saat KH. Fikri melanjutkan kisah seorang pelacur yang masuk surga karena memberi minum seekor anjing. Dengan gaya khas penuh humor, beliau memikat hati jamaah hingga gelak tawa memenuhi majelis, persis seperti gaya sang ayah yang dikenal dengan tausiyah segar namun sarat makna.

Antusias Jamaah dan Harapan TGH. Hardiyatullah

Acara yang berlangsung hingga larut malam ini mendapat sambutan hangat dari para santri dan jamaah. Banyak yang terkesan dengan gaya ceramah KH. Fikri yang mampu menghadirkan nuansa nostalgia terhadap almarhum KH. Zainuddin MZ. Dan selanjutnya beliau menutup ceramahnya dengan doa.

Malam Nishfu Sya’ban pun terasa semakin bermakna. Pesan-pesan kebaikan, semangat bertaubat, dan teladan hidup seorang santri mengisi hati para jamaah. Acara ini bukan hanya menjadi pengajian, tetapi juga menjadi momen memperkuat iman dan persaudaraan di bawah cahaya berkah Sya’ban.