Khutbah Jum'at : Kehidupan yang Bahagia: Mengenal Allah dan Mentaati-Nya

  • TGH. Hardiyatullah, M.Pd
  • Disukai 0
  • Dibaca 49 Kali
Pengajian

Hati yang Baik, Kehidupan yang Bahagia: Mengenal Allah dan Mentaati-Nya

Manusia diciptakan oleh Allah dengan tujuan yang mulia, yaitu untuk mengenal-Nya, mencintai-Nya, dan menaati-Nya dalam setiap aspek kehidupan. Hidup yang bahagia sejati hanya dapat diraih jika seorang hamba mengenal Allah dan melaksanakan perintah-Nya, baik dalam kesendirian maupun di tengah keramaian, serta menjauhi segala bentuk kemaksiatan, baik yang berasal dari hati maupun anggota badan. Hal ini berakar pada pentingnya menjaga hati, karena hati adalah pusat dari segala kebaikan maupun keburukan. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ ۝ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

"Pada hari yang tidak berguna harta dan anak-anak, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih." (QS. Asy-Syu'ara: 88-89)

Pentingnya Memperbaiki Hati

Hati yang baik adalah sumber dari segala amal kebaikan. Jika hati dipenuhi dengan ma'rifat (pengenalan kepada Allah) dan iman, maka tubuh akan mengikuti dengan amal perbuatan yang baik. Sebaliknya, hati yang rusak akan mengarahkan tubuh kepada kemaksiatan dan dosa. Oleh karena itu, langkah pertama menuju kehidupan yang bahagia adalah memperbaiki hati.

Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menjelaskan:

"Hati adalah raja, sedangkan anggota tubuh adalah pasukannya. Jika sang raja baik, maka pasukannya akan baik. Namun jika sang raja buruk, maka pasukannya pun akan buruk."

Syekh Izzuddin bin Abdussalam dalam kitab Syajaratul Ma'arif berkata : 

Hati yang baik terbagi menjadi dua:

1. Terbatas pada diri sendiri: Mengenal Allah, mempercayai kebenaran wahyu-Nya, serta memiliki keyakinan yang kokoh.

2. Meluas kepada orang lain: Berderma, berbuat baik, dan menolong sesama.

Sebaliknya, hati yang rusak juga terbagi dua:

1. Terbatas pada diri sendiri: Keraguan terhadap Allah, kesyirikan, dan sifat buruk lainnya.

2. Meluas kepada orang lain: Dengki, hasad, keinginan untuk mencelakai, dan permusuhan.

Pentingnya Amal Perbuatan Tubuh

Hati yang baik akan terwujud dalam amal perbuatan tubuh. Tubuh yang baik juga terbagi menjadi dua:

1. Terbatas pada diri sendiri: Melaksanakan shalat, rukuk, sujud, dan ibadah-ibadah lainnya.

2. Meluas kepada orang lain: Memaafkan kesalahan orang lain, berbagi rezeki, dan menunjukkan akhlak mulia.

Namun, tubuh yang rusak juga memiliki dua sisi:

1. Terbatas pada diri sendiri: Meninggalkan ibadah wajib seperti shalat dan puasa.

2. Meluas kepada orang lain: Berbuat zalim, berdusta, mengadu domba, dan perilaku buruk lainnya. Allah berfirman:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى

"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta." (QS. Taha: 124)

Kunci Hidup Bahagia

Ulama berkata bahwa kebahagiaan seorang hamba terletak pada dua perkara: mengenal Allah dengan baik (ma'rifatullah) dan mentaati-Nya. 

Mudirul Ma'had Darussalam Bermi berkata :

مَن يَعرِفِ الرَّبَّ بِصِدقِ القَلبِ 

يَذُق حَلاوَةَ العِبادَةِ في الحَرب

وَيَنعَمُ السَّعْدَ بِرُوحٍ صَبِي

لَو كَانَتِ الدُّنيا بمليء الصَعبِ

Artinya:

"Barang siapa mengenal Tuhan dengan tulus hati, Akan merasakan manisnya ibadah di tengah perjuangan,

Dan hidup bahagia dengan jiwa yang muda, Meski dunia penuh dengan kesulitan."

Oleh karena itu, mari kita mulai dari memperbaiki hati dengan memperbanyak dzikir, mempelajari ilmu agama, dan menjauhi segala penyakit hati seperti hasad, sombong, dan riya'. Kemudian, kita wujudkan kebaikan hati itu dalam amal perbuatan, baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Dengan begitu, kita akan meraih kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat.


Wallahu a'lam.