Mencapai Cinta Allah: Tanda-tanda Cinta dari Hamba yang Shiddiq

Kajian kitab Mukasyafatul Qulub halaman 152
وَروي عن بَعضِ السَّلَفِ أنَّ اللهَ أوحَى إلى بَعضِ الصِّدِّيقِينَ: "أنَّ لي عِبادًا مِن عِبادِي يُحبُّونِي وأحبُّهُم، ويَشتاقُونَ إليَّ وأشتاقُ إليهم، ويَذكُرُونَني وأذكُرُهُم، ويَنظُرُونَ إليَّ وأَنظُرُ إليهم، فإن حَذَوتَ طريقَهم أحبَبتُك، وإن عَدَلتَ عنهم مَقَتُّكَ." قال: "يا رَبِّ وما عَلَامَتُهُم؟" قال: "يُراعُونَ الظِّلالَ بالنَّهارِ كما يُراعِي الرَّاعي الشَّفِيقُ غَنَمَه، ويَحِنُّونَ إلى غُرُوبِ الشَّمسِ كما يَحِنُّ الطَّائِرُ إلى وكرِه عندَ الغُرُوبِ، فإذا جَنَّهُمُ الليلُ واختَلَطَ الظلامُ، وفُرِشَتِ الفُرُشُ، ونُصِبَتِ الأَسرَّةُ، وخَلا كلُّ حبيبٍ بحَبِيبِه، نَصَبُوا إلى أقدامِهم، وافترَشُوا إلى وُجُوهِهم، وناجَوني بكلامِي، وتَملَّقُوا إليَّ بإنعامِي، فبين صارِخٍ وباكٍ، وبين مُتَأَوِّهٍ وشاكٍ، وبين قائِمٍ وقاعِدٍ، وبين راكِعٍ وساجِدٍ. بِعَينِي ما يَتحمَّلُونَ من أَجْلِي، وبسَمعِي ما يَشْتَكُونَ من حُبِّي. أَوَّلُ ما أُعطِيهِم ثلاثًا: أَقذِفُ من نُورِي في قُلُوبِهم، ويُخبِرُونَ عنِّي كما أُخبِرُ عنهم. والثانية: لو كانت السَّماواتُ والأرضُ وما فيها في مَوازينِهم لاستَقْلَلتُها لهم. والثالثة: أُقْبِلُ بوجهي عليهم، فتَرَى من أَقبَلْتُ بوجهي عليه أَيَعلَمُ أَحَدٌ ما أُرِيدُ أن أُعطِيَهُ.
Dalam tradisi Islam, cinta kepada Allah adalah inti dari segala ibadah. Cinta ini bukan hanya terbatas pada kata-kata, namun tercermin dalam perbuatan dan hubungan batin dengan-Nya. Sebuah riwayat yang disampaikan oleh sebagian salaf memberikan gambaran indah tentang hubungan antara Allah dan hamba-Nya yang shiddiqin (sangat jujur dan setia) serta cara Allah menunjukkan cinta-Nya kepada mereka.
Wahyu kepada Hamba-hamba yang Shiddiqin
Allah berfirman dalam wahyu-Nya kepada sebagian hamba-Nya yang shiddiqin: "Sesungguhnya Aku memiliki hamba-hamba di antara hamba-hamba-Ku yang mencintai-Ku dan Aku mencintai mereka. Mereka merindukan-Ku dan Aku pun merindukan mereka. Mereka mengingat-Ku dan Aku pun mengingat mereka. Mereka memandang kepada-Ku dan Aku memandang kepada mereka." Ini adalah bukti bahwa hubungan dengan Allah adalah suatu hubungan yang penuh dengan cinta dan kasih sayang. Bagi Allah, cinta hamba-Nya adalah sesuatu yang sangat istimewa. Cinta ini diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti mengingat-Nya, merindukan-Nya, dan selalu memandang kepada-Nya.
Tanda-tanda Hamba yang Cinta kepada Allah
Ketika seorang hamba mencapai tingkat cinta yang mendalam kepada Allah, tanda-tanda ini akan tampak dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dalam riwayat ini, Allah menjelaskan beberapa ciri yang membedakan hamba-hamba-Nya yang shiddiqin:
1. Perhatian terhadap Bayangan di Siang Hari
Seperti seorang penggembala yang penyayang terhadap gembalaannya, mereka sangat menjaga waktu-waktu tertentu dalam kehidupan mereka. Mereka memperhatikan setiap detil ibadah mereka, tidak hanya dalam aspek fisik, tetapi juga dalam aspek spiritual. Mereka menjaga waktu-waktu yang penuh berkah, seperti saat dhuha, dan senantiasa berusaha menghidupkan malam dengan ibadah.
2. Kerinduan yang Mendalam terhadap Allah
Mereka merindukan Allah dengan cara yang sama seperti burung yang merindukan sarangnya saat matahari terbenam. Kerinduan ini membuat mereka selalu mencari tempat untuk bermunajat kepada-Nya, baik dalam doa malam, zikir, atau refleksi dalam kesendirian mereka. Ketika malam tiba, dan dunia tertidur, mereka berdiri di hadapan Allah, memohon ampunan dan kasih sayang-Nya.
3. Ketulusan dalam Bermunajat kepada Allah
Ketika malam datang dan gelap menyelimuti bumi, mereka tidak hanya tidur dalam kenyamanan, tetapi menghidupkan malam dengan doa. Mereka berdiri, duduk, ruku', dan sujud dengan penuh ketulusan dan pengharapan. Dalam heningnya malam, mereka menyampaikan keluh kesah mereka kepada Allah, baik dalam tangisan, teriakan, atau keluhan. Cinta mereka kepada Allah membuat mereka rela menanggung segala kesulitan, bahkan dengan rasa syukur yang mendalam.
Balasan dari Allah
Sebagai balasan atas kecintaan hamba-Nya yang shiddiqin, Allah memberikan tiga anugerah besar:
1. Cahaya dalam Hati
Allah menanamkan cahaya-Nya dalam hati mereka, sehingga mereka mampu memahami dan merasakan kedekatan dengan-Nya. Mereka menjadi pribadi yang bisa menceritakan tentang Allah sebagaimana Allah menceritakan tentang mereka. Ini menunjukkan betapa Allah membuka pintu-pintu hikmah dan ilmu bagi hamba-Nya yang memiliki cinta tulus kepada-Nya.
2. Keringanan dalam Hidup
Jika seluruh alam semesta ini—langit, bumi, dan segala isinya—ditimbang untuk mereka, Allah akan menganggapnya ringan. Kehidupan mereka dipenuhi dengan berkah, kemudahan, dan ketenangan, meskipun mungkin terlihat penuh tantangan. Hati mereka dipenuhi dengan kedamaian yang tidak tergoyahkan oleh keadaan.
3. Kedekatan Langsung dengan Allah
Allah berjanji akan mengarahkan wajah-Nya kepada mereka. Dan siapa yang Allah arahkan wajah-Nya kepadanya, tidak ada yang bisa mengetahui betapa besar anugerah dan rahmat yang akan diberikan. Ini adalah bentuk kedekatan yang luar biasa, di mana hamba-Nya merasakan kehadiran dan perhatian Allah secara langsung dalam kehidupan mereka..