Mendalami Alqur'an di kota Zeltin Libya Afrika Utara

  • TGH. Hardiyatullah, M.Pd
  • Disukai 2
  • Dibaca 731 Kali
Tahun 2009 " Menghafal qur'an dengan menulis ayat di papan / lauh

Ma'had Al-Asmariyah di Zeltin: Pusat Penghafal Al-Qur'an dan Kehangatan Ramadhan

       Ma'had Al-Asmariyah yang terletak di kota Zeltin, Libya, Afrika Utara, telah lama dikenal sebagai pusat pendidikan yang menghasilkan ribuan penghafal Al-Qur'an. Institusi ini tidak hanya terkenal karena kualitas pendidikannya, tetapi juga karena atmosfir spiritual dan kebersamaan yang tercipta, terutama selama bulan Ramadhan. Beberapa mahasiswa indonesia yang kuliah di International Islamic Call College (IICC), datang untuk menghafal Al-Qur'an di sini setiap tahunnya saat liburan kuliah yang bertepatan dengan musim panas, mereka memanfaatkan waktu dengan fokus untuk menghafal Al-Qur'an. Selain mempelajari dan menghafal, mereka juga terlibat dalam interaksi yang hangat dengan masyarakat sekitar. Kehadiran mereka disambut baik, dan setiap hari, mereka diundang untuk berbuka puasa bersama penduduk setempat.

  Masyarakat Zeltin dikenal dengan keramahan dan kesederhanaan mereka. Mereka bukan hanya melihat para mahasiswa sebagai tamu, tetapi sebagai bagian dari keluarga besar yang menjalin persaudaraan melalui ikatan agama. Setiap kali waktu berbuka tiba, para mahasiswa diajak ke rumah-rumah warga untuk menikmati hidangan berbuka yang disiapkan dengan penuh cinta. Hal ini menciptakan hubungan erat antara mahasiswa dan masyarakat lokal, yang tidak hanya didasarkan pada kegiatan keagamaan, tetapi juga pada persahabatan dan solidaritas.

Ma'had Al-Asmariyah bukan hanya menjadi tempat para mahasiswa dan santri menghafal Al-Qur'an, tetapi juga sebagai tempat pembentukan karakter dan kedewasaan spiritual. Di sinilah para mahasiswa menemukan ketenangan, jauh dari kesibukan akademik, dan menghayati suasana Ramadhan yang khusyuk dan penuh berkah. Interaksi dengan masyarakat sekitar memperkaya pengalaman mereka, menanamkan nilai-nilai kebersamaan dan kepedulian yang akan mereka bawa pulang ke negara asal masing-masing.

Metode Pengajaran Hafalan Al-Qur'an di Ma'had Al-Asmariyah: Mengukir Ilmu di Lauh ( papan ) dengan Bimbingan Syekh

Di Ma'had Al-Asmariyah, kota Zeltin, metode pengajaran hafalan Al-Qur'an yang digunakan telah terbukti efektif dalam mencetak ribuan penghafal Qur'an. Metode ini sangat tradisional, namun memiliki keunggulan dalam memperkuat hafalan dan pemahaman santri terhadap ayat-ayat Al-Qur'an. Proses pembelajaran tersebut berlangsung dalam suasana yang penuh kedisiplinan dan kesucian, dimulai dari waktu shalat Subuh hingga jam 10 pagi. Dan dilanjutkan selesai sholat zuhur sampai waktu ashar, serta muroja'ah umum sambil berjalan mengelilingi halaman asrama ba'da isya sampai jam 10 malam.

Proses pembelajaran di Ma'had Al-Asmariyah terbagi dalam beberapa kelas yang dipimpin oleh seorang syekh yang berpengalaman dalam hafalan dan pengajaran Al-Qur'an. Setiap kelas terdiri dari sekelompok santri yang dilatih secara intensif. Setelah selesai melaksanakan shalat Subuh, para santri berkumpul di kelas mereka untuk memulai proses pengajaran. Dalam tahap awal ini, syekh akan membacakan beberapa ayat Al-Qur'an secara perlahan dan jelas kepada para santri.

Setelah mendengarkan bacaan ayat-ayat tersebut, santri kemudian menuliskan ayat-ayat tersebut di atas lauh (papan kayu) menggunakan tinta dan alat tulis khusus. Penulisan ini tidak hanya melatih ketelitian mereka dalam menulis huruf-huruf Arab, tetapi juga menanamkan kedisiplinan dalam menuliskan firman Allah secara benar dan rapi.

Setelah selesai menulis, syekh akan mengoreksi setiap tulisan santri. Proses koreksi ini sangat penting untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan penulisan, baik dari segi huruf, tanda baca, maupun struktur ayat. Hal ini dilakukan secara teliti, karena kesalahan kecil dalam penulisan bisa mempengaruhi hafalan dan pemahaman santri terhadap ayat tersebut.

Setelah tulisan dikoreksi dan dinyatakan benar oleh syekh, barulah para santri diizinkan untuk mulai menghafal ayat-ayat tersebut. Mereka akan mengulang-ulang ayat yang telah ditulis di lauh hingga mampu menghafalnya dengan sempurna. Setiap hari, santri dituntut untuk konsisten dalam menambah hafalan mereka.

Metode ini telah diterapkan secara turun-temurun di Ma'had Al-Asmariyah dan terbukti efektif dalam melahirkan hafidz-hafidz yang memiliki hafalan kuat serta pemahaman mendalam terhadap Al-Qur'an. Selain menanamkan hafalan yang kuat, metode ini juga menumbuhkan kesabaran, ketekunan, dan rasa hormat kepada ilmu, yang dipegang teguh oleh para santri selama proses pembelajaran.

Setelah para santri berhasil menghafal ayat-ayat yang telah mereka tuliskan di lauh (papan kayu), dan sudah di setorkan hapalan mereka sang guru maka, tulisan tersebut harus dihapus. Proses penghapusan ini dilakukan di tempat khusus yang disediakan oleh Ma'had Al-Asmariyah. Para santri akan membawa lauh mereka ke tempat ini, di mana mereka menggunakan air bersih untuk menghapus tinta dari papan tersebut.

Namun, yang membuat tradisi ini begitu istimewa adalah kepercayaan masyarakat sekitar terhadap keberkahan dari sisa air yang digunakan untuk menghapus tulisan ayat-ayat Al-Qur'an. Air yang telah dipakai untuk membersihkan lauh diyakini membawa berkah, karena ayat-ayat suci yang sebelumnya tertulis di atasnya. Oleh karena itu, warga setempat seringkali mengambil air bekas penghapusan ini sebagai bentuk mencari berkah dari Al-Qur'an.

Air tersebut dianggap memiliki kekuatan spiritual, dan masyarakat menggunakannya untuk berbagai tujuan. Beberapa warga menggunakan air tersebut untuk pengobatan,  sementara yang lain mungkin menyimpannya sebagai tanda kesucian dan keberkahan dalam rumah tangga mereka.

Tradisi ini menambah dimensi spiritual dalam kehidupan para santri, mahasiswa dan warga sekitar, di mana setiap langkah dalam proses pembelajaran Al-Qur'an, mulai dari menulis, menghafal, hingga menghapus, dihargai sebagai bagian dari ibadah. Interaksi yang terjalin antara para santri dan masyarakat juga semakin mempererat hubungan mereka, menjadikan Ma'had Al-Asmariyah sebagai pusat pembelajaran yang tidak hanya berfokus pada ilmu, tetapi juga pada nilai-nilai keberkahan dan kebersamaan.