Mengobati Hati: Pelajaran dari Nasihat Imam Hasan Kepada Pemuda

( Kitab Mukasyafatul Qulun hal. 158)
ومر بالحسن شاب عليه بزة له حسنة فدعاه فقال له ابن آدم معجب بشبابك محب لشمائلك كأن القبر قد وارى بدنك وكأنك قد لاقيت عملك ويحك داو قلبك فإن حاجة الله إلى العباد صلاح قلوبهم.
Penjelasan
Dalam kehidupan ini, banyak orang yang terbuai dengan masa muda yang penuh semangat, penampilan fisik yang tampan atau cantik, serta sifat-sifat baik yang dimiliki. Namun, sebuah nasihat bijak yang disampaikan kepada seorang pemuda mengingatkan kita bahwa segala sesuatu yang terlihat indah di dunia ini, termasuk masa muda, akan berlalu dengan cepat, dan yang paling penting adalah keadaan hati serta amal perbuatan yang kita lakukan.
Nasihat tersebut datang dari seorang alim yang mengingatkan seorang pemuda yang sedang tampak gagah dengan pakaian indahnya. Kepada pemuda itu, sang alim berkata, "Wahai anak Adam, engkau bangga dengan masa mudamu dan menyukai sifat-sifat baikmu, seakan-akan kubur telah menutupi jasadmu dan engkau telah menemui amal perbuatanmu. Celakalah kamu, obatilah hatimu, karena sesungguhnya kebutuhan Allah terhadap hamba-Nya adalah perbaikan hati mereka."
1. Masa Muda dan Penampilan: Fase yang Sementara
Nasihat pertama yang bisa kita petik dari kalimat ini adalah bahwa masa muda dan penampilan fisik adalah anugerah yang sifatnya sementara. Tidak ada yang kekal di dunia ini, termasuk tubuh yang sehat dan kuat, serta penampilan yang menarik. Kecantikan atau ketampanan fisik dapat memudar seiring berjalannya waktu. Bahkan, kekuatan tubuh pun tidak akan selamanya bertahan. Oleh karena itu, kita diingatkan untuk tidak terlalu terikat pada hal-hal tersebut, karena sesungguhnya itu semua hanyalah ujian dan amanah dari Allah.
2. Amal Perbuatan yang Menentukan Takdir
Poin penting selanjutnya yang disampaikan dalam nasihat ini adalah bahwa apa yang kita lakukan dalam hidup ini, yaitu amal perbuatan, akan menjadi penentu nasib kita di akhirat kelak. Segala kebanggaan terhadap fisik atau masa muda akan berlalu, tetapi amal baik dan kebajikan yang kita lakukan akan tetap membawa manfaat hingga kehidupan setelah mati. Sang alim mengingatkan pemuda tersebut untuk sadar bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk mempersiapkan bekal amal untuk kehidupan yang abadi.
3. Pentingnya Memperbaiki Hati
Nasihat yang paling dalam adalah tentang pentingnya memperbaiki hati. Hati adalah pusat dari segala perbuatan kita. Jika hati kita baik, maka perbuatan kita juga akan baik. Sebaliknya, jika hati kita rusak, maka segala amal kita pun akan tercemar. Allah membutuhkan hamba-Nya untuk memperbaiki hati mereka, karena hati yang bersih dan ikhlas adalah syarat diterimanya segala amal ibadah. Dalam agama Islam, banyak sekali disebutkan tentang pentingnya menjaga kebersihan hati, salah satunya adalah dengan berbuat ikhlas dan menghindari penyakit hati seperti riya, sombong, dan hasad.
4. Refleksi Diri
Nasihat ini juga mengajak kita untuk selalu melakukan refleksi diri. Kita harus senantiasa bertanya pada diri sendiri, "Apakah hati saya sudah bersih? Apakah amal saya sudah sesuai dengan yang Allah inginkan?" Kehidupan ini tidak hanya tentang apa yang kita tampilkan di luar, tetapi juga tentang apa yang ada di dalam hati dan niat kita. Dengan melakukan introspeksi dan memperbaiki hati, kita dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah dan menjadi pribadi yang lebih baik.