Mengunjungi Masjid Agung Kairouan Tunisia ( 2011)

Perjalanan Spiritual Mahasiswa Indonesia di Tripoli, Libya, ke Tunisia: Mengunjungi Masjid Agung Kairouan
Pada tahun 2011, saat terjadi gejolak politik yang mengguncang Libya, khususnya perang saudara yang menumbangkan rezim Muammar Gaddafi, sejumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di Tripoli, Libya, dipulangkan untuk sementara waktu. Sebelum kembali ke tanah air, mereka harus melewati Tunisia sebagai tempat transit selama sembilan hari. Bagi banyak dari mereka, perjalanan ini bukan hanya menjadi sebuah momen penyelamatan diri, tetapi juga kesempatan untuk menjalani perjalanan spiritual yang mendalam.
Selama berada di Tunisia, para mahasiswa ini tidak hanya beristirahat, tetapi juga memanfaatkan waktu mereka untuk mengunjungi salah satu situs bersejarah dan spiritual yang paling signifikan di Afrika Utara, yakni Masjid Agung Kairouan.
Masjid Agung Kairouan: Ikon Sejarah Islam di Afrika Utara
Masjid Agung Kairouan terletak di kota Kairouan, Tunisia, dan dikenal sebagai salah satu masjid tertua serta paling penting dalam sejarah Islam. Dibangun pada abad ke-7 Masehi oleh panglima Arab, Uqbah bin Nafi', masjid ini bukan hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga berperan sebagai pusat penyebaran Islam di wilayah Maghreb. Kairouan sendiri dikenal sebagai kota yang menjadi tempat kelahiran banyak tradisi Islam yang kemudian tersebar ke berbagai belahan dunia.
Masjid ini memiliki makna yang sangat mendalam bagi umat Islam, terutama bagi mahasiswa Indonesia yang sempat mengunjunginya. Bagi mereka, tempat ini bukan hanya sekadar bangunan fisik, tetapi simbol dari sejarah panjang perjalanan Islam di Afrika Utara, serta menjadi sumber inspirasi dalam memperdalam pengetahuan keislaman mereka.
Mengapa Masjid Agung Kairouan Penting?
1. Simbol Islam di Afrika Utara
Masjid Agung Kairouan dianggap sebagai simbol utama penyebaran Islam di wilayah Maghreb. Sebagai pusat keagamaan dan budaya pada masa kejayaannya, masjid ini telah menjadi model bagi pembangunan masjid-masjid lainnya di kawasan tersebut. Bagi mahasiswa Indonesia yang mengunjungi masjid ini, ada rasa takjub dan kekaguman terhadap keberanian dan keteguhan Uqbah bin Nafi' dalam menyebarkan agama Islam, yang menjadi titik awal perkembangan peradaban Islam di Afrika Utara.
2. Pusat Pendidikan Islam
Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Agung Kairouan juga berperan penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam. Pada masa lalu, masjid ini menjadi pusat pendidikan di mana para ulama dan intelektual Muslim belajar dan mengajar. Di sinilah mereka mempelajari berbagai ilmu, termasuk tafsir, fiqh, dan bahasa Arab, yang sangat relevan bagi para mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di luar negeri. Kunjungan ke masjid ini memberikan mereka pengalaman spiritual yang memperkaya pemahaman mereka tentang warisan intelektual Islam.
3. Karya Seni Arsitektur Islam
Keindahan dan keunikan arsitektur Masjid Agung Kairouan menjadi daya tarik tersendiri. Dibangun dengan gaya arsitektur Islam yang menggabungkan berbagai pengaruh dari peradaban Arab, Romawi, dan Berber, masjid ini menawarkan pemandangan yang luar biasa. Mahasiswa Indonesia yang berkunjung ke masjid ini menyaksikan bagaimana elemen-elemen arsitektur yang rumit dan elegan menyatu untuk menciptakan atmosfer yang menenangkan dan mempesona. Selain sebagai tempat ibadah, masjid ini juga menjadi simbol seni dan kebudayaan yang menggambarkan kecanggihan peradaban Islam masa lalu.
Perjalanan Spiritual Mahasiswa Indonesia di Masjid Agung Kairouan
Bagi para mahasiswa Indonesia yang berada di Tunisia pada saat itu, mengunjungi Masjid Agung Kairouan menjadi lebih dari sekadar wisata sejarah. Di tengah ketegangan yang melanda Libya, mereka merasa diberkahi dapat merenung dan berdoa di masjid yang kaya akan sejarah ini. Setiap langkah mereka di dalam masjid adalah bentuk penghormatan terhadap perjuangan umat Islam dalam memperkenalkan dan mengembangkan agama di dunia.
Kesan Mendalam yang Terbawa Pulang
Setelah sembilan hari berada di Tunisia, para mahasiswa Indonesia kembali ke tanah air dengan pengalaman spiritual yang mendalam. Mereka tidak hanya pulang dengan ilmu yang mereka peroleh di Libya, tetapi juga dengan kenangan akan perjalanan spiritual yang memperkaya jiwa mereka. Melalui kunjungan ke Masjid Agung Kairouan, mereka belajar tentang pentingnya keteguhan iman, penghormatan terhadap tradisi, dan bagaimana ilmu pengetahuan dapat dipadukan dengan spiritualitas untuk membentuk kehidupan yang lebih bermakna.
Perjalanan ini, meskipun dalam konteks yang penuh ketidakpastian, memberikan pelajaran berharga bagi mahasiswa Indonesia di Tripoli. Meskipun mereka harus menghadapi pertempuran politik di Libya, pengalaman spiritual di Tunisia mengingatkan mereka akan kekuatan doa, ketekunan, dan kesabaran dalam menghadapi ujian kehidupan.