Nasihat Bijak Ja'far Ash-Shadiq kepada Sufyan Ats-Tsauri: Pelajaran tentang Akhlak Mulia

  • TGH. Hardiyatullah, M.Pd
  • Disukai 0
  • Dibaca 534 Kali
Pengajian di musholla batu tumpeng kediri

Dalam sejarah Islam, banyak tokoh besar yang dikenal karena keilmuan, ketakwaan, dan akhlaknya yang mulia. Salah satunya adalah Ja'far Ash-Shadiq, seorang cucu Rasulullah ﷺ yang dikenal sebagai ulama besar Ahlul Bait. Salah satu nasihat beliau yang sangat masyhur adalah percakapan beliau dengan Sufyan Ats-Tsauri, seorang ulama tabi'in yang juga terkenal akan kezuhudan dan ilmu haditsnya.

Kisah Dialog Ja'far Ash-Shadiq dan Sufyan Ats-Tsauri

وَعَنْ سُفْيَانَ الثَّوْرِيِّ قَالَ: دَخَلْتُ عَلَى جَعْفَرِ الصَّادِقِ، فَقُلْتُ لَهُ: "يَا ابْنَ رَسُولِ اللَّهِ أَوْصِنِي."

فَقَالَ: "يَا سُفْيَانُ! لَا مُرُوءَةَ لِكَذُوبٍ، وَلَا رَاحَةَ لِحَسُودٍ، وَلَا إِخَاءَ لِمَلُولٍ، وَلَا سُؤْدُدَ لِسَيِّءِ الْخُلُقِ."

Dalam riwayat, Sufyan Ats-Tsauri mendatangi Ja'far Ash-Shadiq dan meminta nasihat. Ia berkata: "Ya Ibna Rasulillah, awshini." "Wahai cucu Rasulullah, berikanlah aku wasiat."). Ja'far Ash-Shadiq kemudian memberikan jawaban yang singkat namun penuh hikmah:

" Wahai Sufyan! Tidak ada kehormatan bagi pendusta, tidak ada ketenangan bagi pendengki, tidak ada persahabatan bagi orang yang mudah bosan, dan tidak ada kepemimpinan bagi orang yang buruk akhlaknya.")

Penjabaran Nasihat Ja'far Ash-Shadiq

1. Tidak Ada Kehormatan bagi Pendusta

Kebohongan adalah penyakit yang merusak karakter seseorang. Orang yang terbiasa berbohong tidak akan dipercaya oleh masyarakat dan tidak akan memiliki muru’ah (kehormatan atau martabat). Dalam Islam, kejujuran adalah salah satu sifat utama seorang mukmin. Rasulullah ﷺ bersabda:

"Hendaklah kalian berlaku jujur, karena kejujuran itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga." (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Tidak Ada Ketenangan bagi Pendengki

Hasad (dengki) adalah penyakit hati yang tidak hanya merugikan orang lain, tetapi juga menghancurkan diri sendiri. Orang yang hasad selalu merasa gelisah melihat kebahagiaan atau keberhasilan orang lain. Dalam Al-Qur'an, Allah memerintahkan kita untuk berlindung dari keburukan sifat hasad:

وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

"Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki." (QS. Al-Falaq: 5)

3. Tidak Ada Persahabatan bagi Orang yang Mudah Bosan

Sifat bosan atau cepat merasa jenuh membuat seseorang sulit menjalin hubungan yang baik dengan orang lain. Orang yang malul (mudah bosan) cenderung tidak mampu menjaga komitmen dan hubungan jangka panjang, baik dalam pertemanan maupun kehidupan bermasyarakat. Islam mengajarkan kita untuk bersabar dan berlapang dada dalam menghadapi perbedaan serta menjaga ukhuwah.

4. Tidak Ada Kepemimpinan bagi Orang yang Buruk Akhlaknya

Akhlak adalah fondasi kepemimpinan. Pemimpin yang buruk akhlaknya tidak akan mendapatkan kepercayaan dan rasa hormat dari orang-orang yang dipimpinnya. Rasulullah ﷺ bersabda:

خِيَارُكُمْ أَحَاسِنُكُمْ أَخْلَاقًا

"Pemimpin terbaik di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya." (HR. Ahmad)

Ja'far Ash-Shadiq mengingatkan bahwa kepemimpinan bukan hanya tentang kekuasaan, tetapi tentang tanggung jawab dan teladan yang baik.

Pelajaran dari Nasihat Ini

Nasihat Ja'far Ash-Shadiq ini relevan untuk semua zaman. Kejujuran, ketulusan hati, kesabaran dalam menjalin hubungan, dan akhlak mulia adalah pilar utama untuk menjadi pribadi yang mulia. Baik sebagai individu, teman, maupun pemimpin, sifat-sifat ini menentukan kualitas kita dalam berinteraksi dengan orang lain dan mencapai kesuksesan dunia maupun akhirat.

Nasihat ini juga mengingatkan kita bahwa Islam bukan hanya soal ritual ibadah, tetapi juga soal membangun karakter. Dengan meneladani akhlak mulia para ulama dan tokoh Ahlul Bait seperti Ja'far Ash-Shadiq, kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi sesama.

Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari nasihat ini dan menjadikannya sebagai pedoman hidup. Wallahu a’lam bish-shawab.