Nasihat Kubur: Mengambil Hikmah dari Perjalanan Akhir di dunia

Kitab Mukasyafatul Qulub. Halaman 166
في بيان القبر وسؤاله
قال رسول الله يقول القبر للميت حين يوضع فيه ويحك يا ابن آدم ما غرك بي ألم تعلم أني بيت الفتنة وبيت الظلمة وبيت الوحدة وبيت الدود ما غرك بي إذا كنت تمر بي فذاذ فإن كان مصلح أجاب عنه مجيب للقبر أرأيت إن كان يأمر بالمعروف وينهي عن المنكر فيقول القبر إني إذا أتحول عليه خضرا ويعود جسده نوراً وتصعد روحه إلى الله تعالى والفذاذ هو الذي يقدم رجلا ويؤخر أخرى هكذا فسره الراوي وقال عبيد ابن عمير الليثى ليس من ميت يموت الا نادته حفرته التي يدفن فيها أنا بيت الظلمة والوحدة والانفراد فإن كنت في حياتك لله مطيعا كنت عليك اليوم رحمة وان كنت عاصي فأنا عليك اليوم نقمة أنا الذي من دخلني مطيعا خرج مسورا ومن دخلني عاصيا خرج مثبوراً .
وقال محمد بن صبيح بلغنا أن الرجل إذا وضع في قبره فعذب أو أصابه بعض ما يكره ناداه جيرانه من الموتى أيها المتخلف في الدنيا بعد إخوانه وجيرانه أما كان لك فينا معتبرا أما كان لك في متقدم إياك فكرة أما رأيت انقطاع أعمالنا عنا وأنت في المهلة فهلا استدركت ما فات إخوانك وتناديه بقاع الأرض أيها المغتر بظاهر الدنيا هلا اعتبرت بمن غيب من أهلك في باطن الأرض ممن غرته الدنيا قبلك ثم سبق به أجله إلى القبر وأنت تراه محمولاً تهاداه أحبته إلى المنزل الذي لا بدل له منه
Penjelasan
Dalam berbagai riwayat dan nasihat ulama, kubur digambarkan sebagai tempat yang penuh misteri, kegelapan, kesendirian, dan ujian. Rasulullah ﷺ dan para salafus shalih sering mengingatkan umat manusia untuk merenungkan hakikat kehidupan dan kematian melalui dialog simbolis kubur dengan penghuninya.
Sabda Rasulullah ﷺ Tentang Kubur
Dalam sebuah hadis, Rasulullah ﷺ menyampaikan bahwa ketika seorang mayit diletakkan di kubur, kubur akan berkata kepadanya:
"Celakalah engkau, wahai anak Adam! Apa yang membuatmu tertipu terhadapku? Bukankah kamu tahu bahwa aku adalah rumah fitnah, rumah kegelapan, rumah kesendirian, dan rumah ulat? Apa yang membuatmu tertipu terhadapku ketika engkau melewatiku dalam keadaan tak peduli (فَذاذًا)?"
Namun, jika mayit tersebut adalah orang yang beriman dan bertakwa, kubur akan berkata, "Bagaimana jika ia adalah orang yang selalu memerintahkan kebaikan dan melarang kemungkaran?" Maka kubur berubah menjadi tempat yang hijau, tubuh mayit bercahaya, dan rohnya diangkat kepada Allah Ta'ala.
Adapun فَذاذًا, sebagaimana dijelaskan oleh perawi hadis, adalah orang yang berjalan dengan sikap tak peduli—satu kaki maju dan satu kaki tertinggal—simbol dari ketidakseriusan dalam menghadapi hidup dan akhirat.
Nasihat dari Ubaid bin Umair al-Laitsi
Ubaid bin Umair, seorang tabi’in yang mulia, menuturkan bahwa setiap kubur akan memanggil calon penghuninya dengan pesan:
"Aku adalah rumah kegelapan, kesendirian, dan keterasingan. Jika di dunia kamu taat kepada Allah, maka aku akan menjadi rahmat bagimu. Namun jika kamu bermaksiat, maka aku akan menjadi azab bagimu."
Kubur juga menjadi tempat pengadilan akhir: siapa yang memasukinya dalam keadaan taat akan keluar dengan kebahagiaan, sedangkan yang memasukinya dalam keadaan bermaksiat akan keluar dalam kebinasaan.
Pesan dari Tetangga di Kubur
Muhammad bin Subaih meriwayatkan bahwa ketika seseorang disiksa di kuburnya, tetangga-tetangga dari kalangan orang mati akan memanggilnya:
"Wahai orang yang tertinggal di dunia setelah saudara dan tetangganya! Apakah kamu tidak mengambil pelajaran dari kami? Tidakkah kamu melihat terputusnya amal-amal kami sedangkan kamu masih diberi waktu? Mengapa kamu tidak memperbaiki apa yang terlewat dari saudara-saudaramu?"
Pesan ini menjadi teguran keras bagi manusia yang menyia-nyiakan waktu dan kesempatan hidupnya di dunia.
Hakikat Dunia yang Menipu
Bumi tempat manusia dikubur juga memberikan peringatan, mengingatkan bahwa dunia yang mempesona sering kali menipu penghuninya. Dunia membuat manusia terlena dengan gemerlapnya, hingga ajal menjemput dan membawa mereka ke tempat yang tidak ada pengganti.
"Wahai orang yang tertipu oleh dunia yang tampak! Tidakkah kamu mengambil pelajaran dari keluargamu yang telah tertimbun di perut bumi, yang sebelumnya dunia telah menipu mereka?"
Pelajaran yang Bisa Diambil
Dari dialog kubur ini, ada beberapa hikmah besar yang dapat kita ambil:
1. Kesadaran akan Kehidupan Setelah Mati: Hidup di dunia adalah persiapan untuk menghadapi kehidupan abadi. Setiap amal akan dipertanggungjawabkan.
2. Urgensi Taat kepada Allah: Ketaatan kepada Allah menjadi kunci untuk meraih rahmat-Nya di alam kubur dan akhirat.
3. Waktu adalah Karunia Berharga: Waktu yang diberikan Allah kepada manusia harus digunakan untuk memperbaiki amal, bukan untuk menunda-nunda perbaikan diri.
4. Dunia Hanya Sementara: Gemerlap dunia hanyalah ujian yang menipu jika tidak digunakan untuk mencari keridhaan Allah.