Perjuangan Mahasiswa di Perantauan: Harapan Pulang ke Tanah Air sebagai Hadiah Kelulusan

  • TGH. Hardiyatullah, M.Pd
  • Disukai 0
  • Dibaca 25 Kali
Depan kampus, menanti hasil ujian semester

Pada tahun 2010, ada momen yang sangat mendebarkan bagi kami, para mahasiswa tahun kedua yang sedang menempuh semester empat di perantauan. Semester ini menjadi waktu yang kami nantikan dengan penuh harap dan ketegangan, karena kampus memberikan kebijakan khusus untuk menyediakan tiket pulang liburan musim panas bagi mereka yang lulus semua mata kuliah. Bagi kami yang berasal jauh dari negeri ini, kesempatan untuk pulang dan bertemu keluarga di tanah air tentu merupakan kebahagiaan yang tak ternilai.

Momentum ini dimulai setelah kami menyelesaikan ujian akhir semester, yang mencakup total 16 mata kuliah. Hari-hari kami saat itu penuh perjuangan dan ketekunan dalam mempersiapkan diri menghadapi ujian, mengingat betapa besar harapan kami untuk bisa lulus dan mendapatkan tiket pulang. Dua minggu setelah rampungnya ujian, hari pengumuman kelulusan pun tiba, dan perasaan tegang menyelimuti kami. Bersama teman-teman dari Indonesia yang seangkatan, kami mengadakan doa bersama, memohon kelancaran agar semua berhasil lulus.

Alhamdulillah, saat pengumuman tiba, nama-nama kami terpampang di daftar kelulusan. Bahkan, kabar yang begitu membanggakan datang ketika salah satu teman Indonesia kami berhasil meraih peringkat juara umum. Perasaan senang bercampur haru menyelimuti hati kami semua. Momen itu menjadi titik manis yang kami kenang sebagai bukti hasil kerja keras yang tak sia-sia.

Proses kepulangan kami diatur dalam dua tahap. Kami diberikan bantuan sebesar 100 dolar sebagai bekal perjalanan, yang saat tiba di Jakarta kami tukarkan. Dari situ, kami menggunakan uang tersebut untuk membeli tiket ke Lombok dengan harga sekitar 600 ribu rupiah. Perjalanan panjang tersebut membawa kami pulang dengan membawa kisah penuh makna. Bertemu kembali dengan keluarga dan kerabat di kampung halaman setelah lama berpisah adalah kebahagiaan luar biasa yang tak tergantikan.