Ponpes Queen Al Falah "Mencetak Generasi Beradab melalui Disiplin Waktu dan Ilmu"

Pondok Pesantren Queen Al-Falah merupakan salah satu cabang dari Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, yang didirikan oleh Romo KH. Munif Djazuli, salah satu putra Almaghfurlah KH. Djazuli Utsman. Pesantren ini tetap konsisten menggunakan kitab-kitab kuning karya ulama salafush shalih sebagai rujukan utama, serta menjalankan prinsip Thariqah at-Ta'lim wa at-Ta'allum. Kurikulum yang diterapkan mengikuti sistem pembelajaran yang berlaku di pondok induk, PP Al-Falah Ploso.
Maqalah “Al-Adabu Fauqal Ilmi” menjadi pedoman penting bagi para santri di Queen Al-Falah. Prinsip ini diwujudkan dalam sikap dan perilaku sehari-hari, mencerminkan tata krama dan adab yang tinggi saat bersosialisasi maupun bermasyarakat. Nilai ini telah menjadi tradisi yang mengakar kuat, sekaligus menjadi tolok ukur penilaian masyarakat terhadap akhlak santri.
Kegiatan sehari-hari santri di pondok ini dirancang dengan penuh kesungguhan, mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali. Seluruh aktivitasnya diisi dengan berbagai kegiatan keagamaan, yang bertujuan membentuk kebiasaan positif. Kebiasaan ini diharapkan terus melekat dan diamalkan santri ketika mereka kembali ke masyarakat.
Kegiatan harian di Pondok Pesantren Queen Al-Falah dimulai sejak dini hari. Pukul 04.00, para santri dibangunkan untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah. Setelah itu, dilanjutkan dengan tahsin Al-Qur'an yang dipandu oleh pembimbing di masing-masing kamar. Menjelang pagi, santri bersiap mengikuti sekolah formal hingga pukul 13.30. Setelah sekolah, mereka makan siang dan beristirahat sejenak.
Pada pukul 15.00, para santri kembali melanjutkan aktivitas dengan sholat ashar berjamaah, diikuti dengan pengajian kitab Fathul Qorib yang diasuh langsung oleh KH. Fu’ad Jazuli. Setelah pengajian, mereka bersiap untuk makan malam dan melaksanakan sholat maghrib berjamaah.
Selepas maghrib, kegiatan syawir sesuai jenjang kelas diniyah digelar, yang dilanjutkan dengan sholat isya berjamaah dan pembelajaran diniyah hingga pukul 22.00. Pada pukul 23.00, semua santri diwajibkan beristirahat, mengakhiri hari yang penuh dengan ibadah dan ilmu.
Saat pertama kali saya masuk ke Pondok Pesantren Queen Al-Falah, saya langsung ditempatkan di kamar 15. Sebagian besar penghuni kamar adalah santri senior yang sudah menguasai kitab-kitab tingkat tinggi, termasuk Alfiyah, yang mereka pelajari di pondok induk, Al-Falah Ploso. Kehadiran mereka menjadi anugerah tersendiri bagi saya, karena setiap kali saya mengalami kebingungan dalam pelajaran, mereka selalu dengan sabar memberikan penjelasan dan bimbingan.
Pada tahun 2003, jumlah kamar di asrama mencapai nomor 19, dengan rata-rata setiap kamar diisi oleh sekitar 20 orang santri. Suasana kebersamaan di kamar tidak hanya mendukung proses belajar, tetapi juga mengajarkan banyak nilai-nilai kehidupan, seperti saling menghormati, berbagi, dan hidup dalam harmoni meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda. Pengalaman ini menjadi fondasi berharga bagi saya dalam menuntut ilmu dan membentuk karakter.
Hikmah yang dapat diambil:
1. Belajar dari Senior
Bimbingan senior memudahkan pemahaman ilmu dan mengajarkan pentingnya meminta nasihat dari yang lebih berpengalaman.
2. Kebersamaan
Hidup bersama mengajarkan nilai toleransi, kerja sama, dan saling menghormati.
3. Kesederhanaan
Melatih syukur dan fokus pada tujuan hidup tanpa bergantung pada kenyamanan duniawi.
4. Lingkungan Positif
Motivasi dari teman sebaya dan senior mendorong untuk terus berkembang.
5. Kemandirian
Dinamisnya kehidupan pondok melatih mental tangguh dan kesiapan menghadapi tantangan di masa depan.