Rihlah Ke Lembah Griyan: Menyegarkan Jiwa di Tengah Liburan Kampus
Saat musim liburan tiba, ada tradisi di kalangan mahasiswa Kampus Dakwah Islamiyah terutama kami (12 mahasiswa ) untuk mengisi waktu dengan berbagai kegiatan yang memperkaya pengalaman spiritual dan fisik. Salah satu pengalaman tersebut adalah rihlah ke sebuah lembah di daerah Griyan, yang terletak sekitar 90 kilometer dari kampus. Perjalanan ini menawarkan ketenangan alam, petualangan melintasi gurun pasir, dan keramahan penduduk lokal yang memberikan kesan mendalam pada kami.
Perjalanan Menuju Lembah di Griyan
Perjalanan menuju Griyan memakan waktu sekitar dua jam, melewati gurun pasir luas yang terbentang sejauh mata memandang. Panas terik dan jalan yang berdebu menjadi tantangan tersendiri bagi kami, namun suasana semangat tetap mengiringi perjalanan ini. Setibanya di sekitar area lembah, kami mulai mendaki tanah berbatu yang khas dengan kondisi pegunungan. Tebing-tebing curam menambah keindahan pemandangan dan sekaligus menuntut kehati-hatian dari kami semua.
Namun, segala rasa letih terbayar ketika kami tiba di lokasi. Lembah di Griyan ternyata menyimpan pemandangan yang begitu memesona, menawarkan panorama alam yang luar biasa indah dengan udara sejuk yang menyegarkan. Di tengah panasnya perjalanan, lembah ini terasa seolah menjadi tempat persembunyian dari dunia luar, sebuah tempat untuk merenung dan meresapi keindahan ciptaan Allah.
Keistimewaan Kota Griyan
Kota Griyan sendiri memiliki banyak keistimewaan. Daerah ini terkenal dengan keindahan alam yang masih alami dan sumber mata air jernih yang menjadi daya tarik utama bagi para pengunjung. Sumber mata air tersebut tidak hanya memberikan pemandangan indah tetapi juga menyegarkan tubuh, terutama setelah perjalanan panjang melintasi gurun yang melelahkan.
Griyan juga dihuni oleh masyarakat lokal yang dikenal dengan keramahannya. Di daerah ini, penduduk lokal banyak yang menggembalakan kambing di sekitar lembah. Menariknya, saat kami tiba, seorang warga lokal berbaik hati menawarkan salah satu kambing untuk kami sembelih. Alhamdulillah, kambing itu menjadi sajian makan siang yang menyempurnakan pengalaman rihlah kami.
Makan Siang Bersama di Tengah Lembah
Prosesi penyembelihan kambing berjalan dengan penuh syukur, dan kami memasaknya bersama-sama. Suasana makan siang terasa begitu hangat, dikelilingi pemandangan lembah yang indah, ditemani semilir angin pegunungan, serta suara gemericik air dari mata air terdekat. Ini menjadi momen kebersamaan yang tak ternilai, mengingatkan kami akan pentingnya bersyukur dan kebersamaan dalam setiap perjalanan hidup.
Refleksi dari Rihlah di Griyan
Rihlah ke lembah di Griyan bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual. Setiap tantangan, dari gurun pasir hingga medan berbatu dan tebing yang curam, memberikan pelajaran tentang kesabaran dan ketekunan. Di sisi lain, kebaikan hati penduduk lokal yang memberikan kami kesempatan menikmati makan siang dari hasil ternak mereka mengajarkan kami tentang pentingnya berbagi.
Mengunjungi Griyan dan menikmati keindahan serta keramahan di sana menjadi pengalaman yang sangat berkesan. Bagi para mahasiswa, rihlah ini tak hanya sebagai pelarian dari rutinitas kampus, tetapi juga menjadi sarana memperdalam rasa syukur dan apresiasi terhadap keindahan alam yang diciptakan Allah.