Timbangan Amal: Renungan tentang Tiga Golongan di Hari Pembalasan

  • TGH. Hardiyatullah, M.Pd
  • Disukai 1
  • Dibaca 536 Kali
Pengajian di masjid duapelet kuripan

Timbangan Amal: Renungan tentang Tiga Golongan di Hari Pembalasan

 قال الغزالي : يا أخي لا تغفل عن الفكر في الميزان. وتطاير الكتب إلى الايمان والشمائل فإن الناس بعد السؤال ثلاث فرق فرقة ليس لهم حسانة فيخرج من النار عنق أسود فيلقطهم لقط الطير الحب وينطوي عليهم ويلقيهم في النار فتبتلعهم النار وينادي عليهم شقاوة لا سعادة بعدها. وقسم آخر لا سيئة لهم فينادي مناد ليقم الحامدون لله على كل حال فيقومون ويسرحون إلى الجنة ثم يفعل ذلك بأهل قيام الليل ثم بمن لم تشغله تجارة الدنيا ولا بيعها من ذكر الله تعالى

وينادي عليهم سعادة لا شقاوة بعدها ويبقى قسم ثالث وهم الاكثرون خلطوا عملا صالحا وآخر سيئا وقد يخفى عليهم ولا يخفى على الله تعالى أن الغالب حسناتهم أو سيئاتهم ولكن يأبى الله إلا أن يعرفهم ذلك يبين فضله عند العفو وعدله عند الرقاب فتطاير الصحف والكتب منطوية على الحسنات والسيئات وينصب الميزان وتشخص الأبصار إلى الكتب اتقع في اليمين او في الشمال ثم إلى لسان الميزان أيميل الى جانب السيئات أو إلى جانب الحسنات وهذه حالة هائلة تطيش فيها عقول الخلائق.

Penjelasan 

Didalam perjalanan kita di dunia ini, seringkali kita terlena oleh hiruk-pikuk urusan dunia, sibuk mengejar kesenangan sementara tanpa memikirkan akhir perjalanan kita. Padahal, setiap detik, setiap tindakan, dan setiap niat kita telah tercatat, tertulis dalam lembaran amal yang suatu hari akan beterbangan di hadapan kita. Di hadapan Allah Ta'ala kelak, manusia akan digolongkan berdasarkan amalnya, dan hasil dari kehidupan mereka di dunia akan terbentang dalam tiga kelompok yang menjadi gambaran nasib akhir mereka.

Golongan Pertama: Mereka yang Terlena

Dalam kelompok pertama ini, adalah mereka yang telah lalai, tidak memiliki kebaikan dalam catatan amalnya. Semua waktu yang mereka miliki, habis hanya untuk kepentingan duniawi. Kelak, di Hari Pembalasan, sebuah leher hitam akan keluar dari neraka, menggulung mereka dan melemparkan mereka ke dalam panasnya api neraka. Sungguh, golongan ini adalah mereka yang kehilangan kebahagiaan untuk selamanya. Alangkah celakanya keadaan mereka, yang hanya disambut dengan seruan yang membawa keputusasaan dan kebinasaan abadi. Betapa besar kerugian orang-orang yang menyepelekan bekal untuk akhirat mereka, seolah hidupnya di dunia ini adalah yang paling penting dan takkan berakhir.

Golongan Kedua: Mereka yang Mendapat Kebahagiaan Kekal

Kemudian ada golongan kedua, orang-orang yang bersih dari dosa. Mereka yang hidupnya hanya dipenuhi pujian kepada Allah, yang teguh menjalankan ibadah dengan ikhlas dalam keadaan apa pun. Mereka tak pernah tergoda oleh perdagangan dunia yang melalaikan. Tiba seruan yang memanggil mereka di Hari Pembalasan, mereka bangkit dengan penuh kebahagiaan dan melangkah menuju surga yang abadi. Tak ada kesengsaraan setelahnya, karena mereka telah mendapatkan ridha Allah. Di sanalah mereka disambut dengan kegembiraan yang takkan sirna, dan kebahagiaan yang tidak ternoda oleh kesedihan.

Golongan Ketiga: Mereka yang Mencampurkan Amal

Golongan terakhir ini adalah yang paling banyak dari seluruh umat manusia: mereka yang mencampurkan amal kebaikan dengan amal buruk. Mungkin mereka merasa telah berbuat baik, namun tak luput dari perbuatan dosa yang terselip dalam keseharian. Di hadapan Allah, amal-amal mereka diletakkan dalam timbangan yang mengerikan. Detik-detik itu menjadi saksi, di mana semua makhluk memandang dengan penuh harap dan cemas, menanti apakah amalnya akan condong ke sisi kebaikan atau keburukan. Pandangan mereka tertuju pada timbangan itu dengan hati yang berdebar, akal yang bergetar, dan ketakutan akan keadilan Allah yang sempurna.

Bagi mereka yang termasuk dalam golongan ketiga ini, Allah Ta'ala menunjukkan keadilan-Nya. Jika kebaikan lebih dominan, Allah bisa memaafkan dosa-dosa mereka. Namun, jika dosa lebih berat, hukuman telah menanti. Mereka yang berada di ambang batas ini akan menyaksikan bagaimana Allah memperlihatkan kasih sayang-Nya dengan memaafkan dan keadilan-Nya dengan menghukum.

Renungan: Menjaga Amal dalam Kehidupan Sehari-hari

Saudaraku, apakah kita siap menghadapi hari di mana amal-amal kita akan terbuka dan terlihat semua bagi Allah? Hidup di dunia ini sementara, tetapi segala perbuatan kita meninggalkan jejak yang kekal. Tidakkah kita ingin meraih kebahagiaan sejati di akhirat, bergabung dengan mereka yang disambut dengan suara kebahagiaan yang tiada kesengsaraan setelahnya?

Marilah kita terus memperbanyak kebaikan, menghiasi setiap tindakan dengan niat ikhlas, dan berusaha meninggalkan apa yang bisa merusak amal. Berhati-hatilah dengan dosa kecil yang bisa terkumpul menjadi beban di timbangan. Ingatlah bahwa Allah Maha Penyayang, tetapi Ia juga Maha Adil. Bagi mereka yang bertahan di jalan yang benar, ada jaminan kebahagiaan yang abadi. Dan bagi yang mengabaikan peringatan-Nya, hanya ada kerugian tiada akhir.

Setiap hari adalah kesempatan baru untuk memperberat timbangan kebaikan. Hiasi hidup dengan zikir, kebaikan, dan amal shalih. Jadikan dunia ini sebagai ladang amal yang akan mengantarkan kita pada kebahagiaan abadi. Semoga kita dijadikan sebagai golongan yang mendapatkan kebahagiaan yang tak pernah pudar di sisi Allah.

( Kitab Mukasyafatul qulub 142-143 )