Maulid nabi sebagai bentuk ekspresi cinta.

  • TGH. Hardiyatullah, M.Pd
  • Disukai 2
  • Dibaca 562 Kali
Kajian kitab Zikroyat Wamunasabat

أدلّة جواز الإحتفال بمولد النبي

الأول: أن الاحتفال بالمولد النبوي الشريف تعبير عن الفرح والسرور بالمصطفى فقد انتفع به الكافر . فقد جاء في البخاري أنه يخفف عن أبي لهب كل يوم الاثنين بسبب عتقه لثويبة جاريته لما بشرته بولادة المصطفى . ويقول في ذلك الحافظ شمس الدين محمد بن ناصر الدمشقي: 

إذا كان هذا كافراً جاء ذمه # بتبت يداه في الجحيم مخلدا.

أتى أنه في يوم الإثنين دائما * يخفف عنه للسرور بأحمد

فما الظن بالعبد الذي طال عمره * بأحمد مسرورا ومات موحدا.

الثانى ، انه صلّى الله عليه وسلم كان يعظم يوم مولده . ويشكر الله تعالى فيه على نعمته الكبرى عليه ، وتفضله عليه بالوجود لهذا الوجود ، إذا سعد به كل موجود ، وكان يعبر عن ذلك التعظيم بالصيام كما جاء في الحديث عن أبي قتادة : أن رسول سئل عن صوم يوم الاثنين ؟ فقال : (فيه ولدت ، وفيه أنزل علي ). رواه الإمام مسلم في الصحيح في كتاب الصيام .


Dalil tentang Perayaan Maulid Nabi: Ekspresi Sukacita atas Kelahiran Nabi Pilihan

Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan tradisi yang dirayakan oleh umat Islam di berbagai belahan dunia sebagai bentuk cinta dan sukacita atas kelahiran Nabi pilihan Allah. 

Di dalam kitab Zikroyat Wamunasabat karya Sayyid Muhammad Alawi almaliki alhasani Almakki, beliau mengutip 21 alasan mengapa ummat islam memperingatinya. 

Pertama, Tradisi maulid  sebagai ungkapan kegembiraan, rasa syukur, dan penghormatan kepada Rasulullah SAW yang membawa ajaran Islam sebagai petunjuk hidup umat manusia. Salah satu dasar yang sering dikemukakan oleh para ulama mengenai perayaan Maulid adalah kisah dari Shahih Bukhari mengenai Abu Lahab, paman Nabi Muhammad SAW yang kafir.

Dalam riwayat tersebut, dijelaskan bahwa Abu Lahab setiap hari Senin diringankan siksanya di neraka karena pernah memerdekakan budaknya, Tsuwaibah, yang menyampaikan kabar gembira mengenai kelahiran Nabi Muhammad SAW. Walaupun Abu Lahab adalah seorang yang kafir, tindakan kebaikannya dalam menyambut kelahiran Nabi membawa sedikit keringanan baginya, meskipun ia tetap berada di neraka.

Berkata alhafidz Syamsuddin : 

Jika orang kafir ini (abu lahab) yang  sudah dipastikan masuk neraka dan abadi didalamnya,

Setiap hari senin selalu mendapatkan keringanan siksaan akibat pernah bahagia dengan Muhammad.

Bagaimana lagi dengan seorang hamba yang sepanjang usianya selalu bahagia atas kelahiran Muhammad dan wafat dalam keadaan bertauhid. 

Kedua, Nabi Muhammad SAW Mengagungkan Hari Kelahirannya dan Bersyukur kepada Allah atas Rahmat-Nya

Rasulullah SAW senantiasa mengagungkan hari kelahirannya sebagai bentuk syukur kepada Allah atas nikmat besar yang diberikan kepada dirinya dan umat manusia. Salah satu cara Nabi mengekspresikan rasa syukur tersebut adalah dengan berpuasa pada hari Senin. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih Muslim, Kitab Puasa, disebutkan bahwa Rasulullah SAW ditanya mengenai alasan beliau berpuasa pada hari Senin. Beliau menjawab:

 فقال : (فيه ولدت ، وفيه أنزل علي ). رواه الإمام مسلم في الصحيح في كتاب الصيام .

"Hari Senin adalah hari di mana aku dilahirkan." (HR. Muslim)

Dari hadits ini, jelas bahwa Nabi Muhammad SAW mengagungkan hari kelahirannya dengan berpuasa sebagai ungkapan syukur atas rahmat besar Allah yang tercurah kepada beliau. Kelahiran Nabi bukanlah peristiwa biasa, melainkan awal dari datangnya risalah Islam yang membawa cahaya hidayah bagi seluruh umat manusia.

Inilah sebagian  hujjah dalam melaksanakan perayaan maulid, tapi yang lebih penting dari itu bagaimana perayaan maulid ini menjadi wasilah untuk  mengamalkan sunnah-sunnah Rasulullah saw. Sehingga tidak sekedar acara seremoni yang berlalu tanpa ada bekas yang bermakna.

Rasulullah bersabda : 

 "من أحيا سنتي فقد أحبني ومن أحبني كان معي في الجنة" 

artinya:

“Barang siapa yang menghidupkan sunnahku, maka sungguh ia mencintaiku, dan barang siapa yang mencintaiku, ia akan bersamaku di surga.”

Hadis ini mengandung makna bahwa mengikuti dan menghidupkan ajaran serta sunnah Nabi Muhammad SAW merupakan tanda cinta seorang hamba kepada Rasulullah. Cinta tersebut akan dibalas dengan kedudukan yang istimewa, yaitu bersama Rasulullah SAW di surga. ( bersambung)