Sholawat, Tanda Cinta Sejati kepada Rasulullah ﷺ

Berkata TGH. Ridwanullah di dalam kitab Majmu' nazham arridwany bait ke 7
# ثُمَّ صَلَاتُهُ سَلَامُهُ عَلَىٰ # سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ قَدْ أُرْسِلَا
Kemudian shalawat dan salam-Nya atas Pemimpin kami, Nabi Muhammad saw yang telah diutus.
Pendahuluan
Bait ini menyiratkan bahwa setelah mengagungkan Allah, bentuk penghormatan berikutnya adalah menyampaikan shalawat dan salam kepada Rasulullah ﷺ, sebagai bentuk taat dan syukur atas diutusnya sang pembawa risalah Islam.
Makna Shalawat dan Salam
Shalawat secara bahasa (الصلاة) berarti doa. Ketika dari Allah kepada Nabi, ia berarti "rahmat dan pujian di hadapan para malaikat-Nya". Dari malaikat berarti doa, dan dari manusia berarti memohonkan rahmat dan keberkahan.
Salam berasal dari kata "salima", berarti selamat. Memberi salam berarti memohonkan keselamatan dan penjagaan dari segala hal yang buruk.
Muncul pertanyaan "Kalau Nabi Muhammad ﷺ itu mulia dan dijamin masuk surga, kenapa umat Islam diperintahkan untuk bershalawat kepada beliau? Apakah beliau masih butuh keselamatan?"
Pertanyaan ini lahir dari kesalahpahaman terhadap makna shalawat dan salam kepada Nabi. Penjelasannya sebagai berikut:
1. Shalawat kepada Nabi bukan karena beliau "butuh", tapi bentuk ibadah dan penghormatan dari umat
✅ Bukan karena beliau kekurangan, tetapi karena Allah memerintahkan kita melakukannya, sebagaimana disebut dalam QS. Al-Ahzab: 56:
إِنَّ ٱللهَ وَمَلَـٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya."
➡️ Jika Allah sendiri bershalawat kepada Nabi ﷺ, lalu apakah Allah juga "membutuhkan" Nabi? Tentu tidak. Maka, shalawat adalah bentuk penghormatan tertinggi, bukan karena Nabi kekurangan atau membutuhkan.
2. Shalawat adalah bentuk balasan dan rasa syukur kita
Nabi Muhammad ﷺ telah berjuang dengan segala penderitaan untuk menyampaikan risalah Islam. Maka Allah mensyariatkan kita bershalawat sebagai bentuk: Syukur atas nikmat Islam, Balasan cinta kepada sang Rasul, Tanda adab dan penghormatan, Sebagaimana orang memberi penghargaan kepada pahlawan, kita bershalawat sebagai penghargaan spiritual.
3. Shalawat bukan untuk memberi keselamatan, tapi bentuk permohonan kepada Allah untuk menambah kemuliaan
◇ Ketika kita mengucapkan: اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ
Maknanya: Ya Allah, berikanlah rahmat dan kemuliaan kepada Nabi Muhammad ﷺ
◇ Dan saat kita mengatakan: وَسَلِّمْ
Maknanya: Ya Allah, limpahkan keselamatan, penjagaan, dan kedudukan yang tinggi kepada beliau
➡️ Padahal Nabi Muhammad ﷺ sudah dijamin keselamatannya oleh Allah, seperti dalam ayat:
وَالله يَعْصِمُكَ مِنَ ٱلنَّاسِ
"Dan Allah akan melindungimu dari (gangguan) manusia." (QS. Al-Ma'idah: 67)
➡️ Maka yang dimaksud "keselamatan" dalam salam bukan karena Nabi kekurangan, tapi sebagai penghormatan dan doa agar beliau terus ditinggikan derajatnya di sisi Allah.
4. Nabi ﷺ mendapatkan manfaat dari shalawat umatnya, tapi bukan karena beliau membutuhkanny. Beliau hanya memberitahu bahwa shalawat adalah cara umat menunjukkan cinta, dan itu dikembalikan manfaatnya justru kepada pembaca shalawat sendiri, karena:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله ﷺ: "مَنْ صَلَّى عَلَيَّ وَاحِدَةً، صَلَّى الله عَلَيْهِ عَشْرًا."
"Barang siapa bershalawat kepadaku sekali, Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali." (HR. Muslim)
5. Logika keliru: seperti bertanya : kenapa Nabi minta ampun padahal dijamin dosanya. Allah ﷻ berfirman:
لِّيَغْفِرَ لَكَ ٱللهَ مَا تَقَدَّمَ مِن ذَنبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ
"Agar Allah mengampuni dosamu yang telah lalu dan yang akan datang." (QS. Al-Fath: 2
➡️ Tapi Nabi tetap beristighfar setiap hari, bahkan hingga 70–100 kali sehari (HR. Bukhari dan Muslim). Mengapa?
◇ Karena itu bukan soal "butuh ampunan", tapi wujud kehambaan, penghambaan diri kepada Allah. Begitu pula umat diperintahkan bershalawat, bukan karena Nabi membutuhkan keselamatan, tapi karena kita yang butuh pahala, cinta, dan kedekatan dengannya.
Hadis-Hadis Tentang Keutamaan Shalawat
1. Shalawat Menghapus Dosa dan Mengangkat Derajat:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: مَنْ صَلَّى عَلَيَّ وَاحِدَةً، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا." (رواه مسلم)
"Barang siapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali." (HR. Muslim, )
2. Shalawat Menjadi Sebab Syafaat:
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ "أَوْلَى النَّاسِ بِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلَاةً. (رواه الترمذي، رقم: 484؛ وقال: حديث حسن)
"Orang yang paling berhak mendapatkan syafaatku pada hari kiamat adalah yang paling banyak bershalawat kepadaku." (HR. Tirmidzi )
3. Shalawat Menghapus Kekikiran:
عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: "الْبَخِيلُ مَنْ ذُكِرْتُ عِندَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ (رواه الترمذي، رقم: 3546، وقال: حديثٌ حسنٌ صحيحٌ
"Orang yang bakhil adalah orang yang disebut namaku di hadapannya, lalu ia tidak bershalawat kepadaku." (HR. Tirmidzi)
Kedudukan Nabi Muhammad ﷺ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ قَدْ أُرْسِلَا
Dalam bait ini, Nabi Muhammad ﷺ disebut sebagai Sayyidunā (pemimpin kita). Istilah ini digunakan oleh para ulama untuk menunjukkan kemuliaan beliau sebagai:
● Pemimpin para Nabi
● Pemimpin umat manusia dan jin
● Penutup para nabi dan rasul
● Pembawa syariat yang sempurna dan abadi, Allah swt berfirman :
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَـٰكِن رَّسُولَ ٱلله وَخَاتَمَ ٱلنَّبِيِّينَ ۗ وَكَانَ ٱلله بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
"Muhammad bukanlah bapak dari salah seorang di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para nabi." (QS. Al-Ahzab: 40)
Shalawat dalam Ibadah dan Kehidupan Sehari-hari
● Dalam shalat: Shalawat dibaca dalam tasyahhud akhir, sebagai bagian dari rukun shalat.
● Setiap doa: Dianjurkan memulai dan menutup doa dengan shalawat agar lebih mudah dikabulkan.
Penutup: Cinta kepada Nabi dan Buah Shalawat
Shalawat adalah tanda cinta. Tidak mungkin seseorang mencintai Nabi ﷺ tanpa terbiasa menyebut namanya dengan penuh hormat dan harap. Membaca shalawat berarti menyambung hubungan ruhani kita dengan cahaya kenabian. Ia menenangkan hati, memperkuat iman, dan membuka jalan keselamatan dunia akhirat.
Dari Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه, ia berkata:
"إِنَّ الدُّعَاءَ مَوْقُوفٌ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ، لَا يَصْعَدُ مِنْهُ شَيْءٌ، حَتَّى تُصَلِّيَ عَلَى نَبِيِّكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ."
"Setiap doa terhalang antara langit dan bumi, sampai dibacakan shalawat atas Nabi ﷺ."(HR. Tirmidzi)