Sombong dan Sumbernya

Sifat Sombong dan sumber-sumbernya
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
Artinya: “Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“
Sombong merupakan salah satu sifat yang paling dibenci dalam Islam. Sifat ini muncul ketika seseorang merasa dirinya lebih unggul dan merendahkan orang lain. Dalam kitab Muroqi Al Ubudiyah halaman 210, Ada tujuh sumber utama yang dapat memunculkan kesombongan dalam diri seseorang, yaitu: ilmu, amal ibadah, keturunan dan nasab, bagusnya rupa, harta, kekuatan dan kekuasaan, serta banyaknya pengikut, penolong, dan teman.
1. Kesombongan Ilmu,
Orang yang sombong karena ilmu merasa dirinya lebih tahu dari orang lain. Ia sering memandang rendah mereka yang dianggap kurang berpengetahuan. Padahal, ilmu seharusnya membawa seseorang pada kerendahan hati dan kesadaran bahwa semakin banyak ia tahu, semakin banyak yang ia tidak ketahui. Kesombongan ilmu ini berbahaya karena dapat menutup pintu hati dari kebenaran yang datang dari orang lain. Nabi bersabda :
آفة العلم الخيلاء
Artinya : penyakit ilmu adalah kesombongan.
2. Kesombongan Amal Ibadah.
Seseorang yang sombong dengan amal ibadah merasa bahwa ia telah melakukan banyak ibadah dan dengan demikian, menganggap orang lain lebih rendah darinya. Ia merasa bahwa orang lain tidak akan mencapai derajat yang sama dalam hal kedekatan dengan Allah. Dalam Islam, amal ibadah harus disertai dengan keikhlasan, dan kesombongan merusak keikhlasan tersebut.
3. Kesombongan Keturunan dan Nasab.
Orang yang sombong karena keturunan merasa bahwa dirinya lebih mulia hanya karena berasal dari keluarga terhormat atau keturunan orang-orang mulia. Mereka seringkali merendahkan orang yang berasal dari latar belakang yang mereka anggap kurang baik. Islam mengajarkan bahwa kemuliaan seseorang tidak diukur dari keturunan atau nasab, melainkan dari ketakwaannya kepada Allah.
4. Kesombongan Bagusnya Rupa. Kesombongan ini muncul ketika seseorang merasa bahwa dirinya lebih cantik atau tampan daripada orang lain. Mereka seringkali memandang rendah orang lain yang mereka anggap kurang menarik secara fisik. Padahal, rupa adalah pemberian dari Allah, dan manusia tidak memiliki kuasa atas hal tersebut. Kecantikan fisik hanyalah sementara, sedangkan kecantikan hati adalah yang abadi. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
(( إن الله لا ينظر إلى صوركم وأموالكم ولكن ينظر إلى قلوبكم وأعمالكم ))
"Sesungguhnya Allah tidak melihat pada rupa-rupa kalian dan harta-harta kalian, akan tetapi Allah melihat pada hati-hati kalian dan amalan-amalan kalian."
5. Kesombongan Harta.
Orang yang sombong karena harta merasa bahwa kekayaannya adalah hasil usahanya sendiri dan menganggap orang lain yang kurang kaya sebagai orang yang gagal. Padahal, harta hanyalah titipan Allah, dan dalam sekejap, Allah bisa mengambilnya kembali. Kesombongan ini sering kali membuat seseorang lupa bahwa harta seharusnya digunakan untuk kebaikan, bukan untuk menyombongkan diri.
Nabi Isa Alaihis salam pernah ditanya tentang harta dan beliau berkata : Tidak ada kebaikan dalam harta. Dikatakan kepada nabi isa: Kenapa wahai nabi Allah?. Kata nabi isa Sebab harta diperoleh dengan cara yang tidak halal. Bagaimana jika didapatkan dengan jalan yang halal?. Hak harta tersebut tidak ditunaikan. Nabi isa ditanya kembali: Jika hak harta tersebut ditunaikan?. Dia menjawab: Pemiliknya tidak terbebas dari kesombongan. Di katakan kepadanya : Jika pemiliknya terbebas dari kesombongan?. “Dia akan disibukkan dari berzikir kepada Allah”. Jawabnya. Lalu dia ditanya kembali : Jika dia tidak disibukkan dari berzikir kepada Allah?. Nabi isa berkata : Perhitungannya akan lama pada hari kiamat kelak.
6. Kesombongan Kekuatan dan Kekuasaan. Kesombongan ini muncul ketika seseorang merasa bahwa dirinya memiliki kekuasaan dan kekuatan lebih dari orang lain, sehingga mereka memandang rendah dan memperlakukan orang lain dengan semena-mena. Padahal, kekuasaan dan kekuatan adalah amanah dari Allah yang harus digunakan dengan adil. Kesombongan ini sering menyebabkan seseorang lupa bahwa kekuasaan bisa berubah dan tidak kekal. Ibnu Atha’illah berkata dalam Al Hikam :
ان اردت ان يكون لك عز لا يفنى فلا تستعزن بعز يفنى.
“Jika kamu menginginkan kemuliaan yang abadi, jangan membanggakan kemuliaan yang fana.”
7. Kesombongan Banyaknya Pengikut, Penolong, dan Teman.
Seseorang yang sombong karena banyaknya pengikut, penolong, dan teman merasa bahwa dirinya paling aman dan tidak membutuhkan siapa pun selain orang-orang di sekelilingnya. Mereka memandang rendah orang lain yang tidak memiliki banyak pengikut. Namun, dalam Islam, ukuran kemuliaan seseorang bukanlah dari banyaknya pengikut, melainkan dari akhlak dan taqwanya.
Kitab Muroqi ubudiyah hal. 210